Rabu, 14 Januari 2015

Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


Tugas 5. Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Apa itu MEA? MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Pada tahun 2015, Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bermula pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).
Kemudian Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.
Kemuadian pertemuan ASEAN terus berlanjut untuk membahas MEA, maka pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada tahun ini, maka Indonesia ditutut untuk lebih berinovasi dan berkreativitas lagi agar negara kita mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jika Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya dalam perdagangan bebas ini maka sektor ekonomi Indonesia dapat saja dikuasai oleh Negara anggota ASEAN lainnya, sehingga MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bisa jadi merupakan momok yang menakutkan bagi para job seeker. Seorang job seeker yang baru mau memasuki dunia kerja mau tidak mau harus siap untuk menghadapi berbagai macam ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Ancaman MEA bagi para job seeker yaitu makin banyaknya persaingan lulusan perguruan tinggi pada Negara-negara Anggota ASEAN misalnya Negara Singapura dan Malaysia dibandingkan di Indonesia yang lebih banyak di dominasi oleh lulusan SMA, sehingga hal tersebut dapat menggerus lulusan SMA yang ada di Indonesia yang akan memicu lebih banyak lagi pengangguran di Negara kita yang menjadi beban bagi pemerintah Indonesia. Selain itu, ancaman lainnya adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang rendah, misalnya saja banyak warga Negara Indonesia yang tidak mahir berbahasa asing. Hal tersebut dapat menjadi kelemahan bagi Negara kita dan menjadikan kekuatan bagi para pesaing anggota MEA. Kemudian ancaman yang sangat menakutkan bagi para job seeker di Indonesia yaitu makin banyak tenaga kerja asing yang dikuasai oleh para Negara-negara lain, misalnya saja tenaga medis seperti dokter dari Negara lain yang membuka praktik di Indonesia. Dengan adanya tenaga medis asal luar negeri yang membuka praktiknya di Indonesia, tentunya hal tersebut akan mengancam keberadaan para tenaga medis asal Indonesia. Sebab sejauh ini, masyarakat Indonesia banyak yang meyakini bahwa kemampuan tenaga medis dari luar negeri memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan tenaga medis asal Indonesia, sehingga akan berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan tenaga medis asal Indonesia. Hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan pendapatan para tenaga medis asal Indonesia, bahkan dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bagi Negara.
Keberadaan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tidak saja mengkhawatirkan bagi para job seeker, namun job creator juga ikut terancam. Ancaman-ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bagi para job creator salah satunya adalah dapat menghacurkan para pengusaha kecil terutama para pengusaha yang baru memulai usahanya. Biasanya pengusaha yang baru mulai usahanya hanya memikirkan bagaimana cara cepat untuk balik modal dan memperoleh laba yang berlimpah, sehingga mereka tidak memikirkan apa saja yang harus mereka persiapkan untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah makin ketatnya persaingan bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut semakin parah ditambah lagi ditambah lagi dengan adanya MEA maka akan mempersulit para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) juga mengancam produk-produk buatan dalam negeri yaitu buatan anak bangsa. Produk dalam negeri yang selama ini merupakan karya anak bangsa menjadi tergerus dengan adanya produk dari Negara lain yang dijual bebas di Indonesia, dan hal tersebut akan semakin bertambah buruk bilamana banyak masyarakat Indonesia yang tidak kenal akan produk bangsa sendiri dan lebih memilih untuk menggunakan produk buatan luar negeri. Kemudian para masyarakat Indonesia juga cenderung lebih percaya akan kualitas produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri, sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pesaing dari luar negeri untuk mendapatkan laba sebanyak-banayaknya.
Mengingat banyaknya ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang harus dihadapi oleh para job seeker maupun job creator, maka para job seeker dan job creator harus mempunyai strategi khusus untuk dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan. Strategi yang harus dilakukan para job seeker khususnya generasi yaitu sebagai genereasi muda kita harus lebih aktif, kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi tersebut dapat dikolaborasikan dengan aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang generasi muda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar Indonesia terletak pada generai muda dan keterlibatan pemuda dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.
Sementara itu strategi yang harus dilakukan job creator sebagai generasi muda yaitu harus berperan aktif sebagai wirausaha muda yang memiliki daya pikir kreatif, inovatif dan kritis sehingga akan mampu bersaing dengan generasi muda dari negara ASEAN lain. Sebagai job creator muda atau wirausaha muda kita harus mengembangkan kreativitas yamg kita miliki dengan menciptakan produk baru yang sulit ditiru oleh para pesaing, sehingga produk yang kita jual dapat bersaing dengan produk lain, lalu inovatif disini maksudnya adalah memperbarui apa yang telah ada dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Kemudian kritis maksudnya adalah sebagai wirausaha muda, kita harus lebih bijak memilih produk yang kita gunakan yaitu dengan memakai produk buatan bangsa sendiri, agar dapat mendorong kemajuan perekonomian bangsa sebab perekenomian suatu bangsa akan maju berkat adanya kerja sama antara pemimpin Negara dengan warga negaranya. Selain itu, para wirausaha muda juga harus melakukan ekspansi usaha. Dengan ekspansi usaha maka akan dapat meminimalisir suatu kerugian dan dapat memeprtahankan kelangsungan suatu usaha
Dengan demikian sebagai generasi muda tidak seharusnya kita ragu dan takut dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis ekonomi. Semua pihak termasuk Warga Negara Indonesia maupun para pemimpin negara harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas.

Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


Tugas 5. Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Apa itu MEA? MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Pada tahun 2015, Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bermula pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).
Kemudian Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.
Kemuadian pertemuan ASEAN terus berlanjut untuk membahas MEA, maka pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada tahun ini, maka Indonesia ditutut untuk lebih berinovasi dan berkreativitas lagi agar negara kita mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jika Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya dalam perdagangan bebas ini maka sektor ekonomi Indonesia dapat saja dikuasai oleh Negara anggota ASEAN lainnya, sehingga MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bisa jadi merupakan momok yang menakutkan bagi para job seeker. Seorang job seeker yang baru mau memasuki dunia kerja mau tidak mau harus siap untuk menghadapi berbagai macam ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Ancaman MEA bagi para job seeker yaitu makin banyaknya persaingan lulusan perguruan tinggi pada Negara-negara Anggota ASEAN misalnya Negara Singapura dan Malaysia dibandingkan di Indonesia yang lebih banyak di dominasi oleh lulusan SMA, sehingga hal tersebut dapat menggerus lulusan SMA yang ada di Indonesia yang akan memicu lebih banyak lagi pengangguran di Negara kita yang menjadi beban bagi pemerintah Indonesia. Selain itu, ancaman lainnya adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang rendah, misalnya saja banyak warga Negara Indonesia yang tidak mahir berbahasa asing. Hal tersebut dapat menjadi kelemahan bagi Negara kita dan menjadikan kekuatan bagi para pesaing anggota MEA. Kemudian ancaman yang sangat menakutkan bagi para job seeker di Indonesia yaitu makin banyak tenaga kerja asing yang dikuasai oleh para Negara-negara lain, misalnya saja tenaga medis seperti dokter dari Negara lain yang membuka praktik di Indonesia. Dengan adanya tenaga medis asal luar negeri yang membuka praktiknya di Indonesia, tentunya hal tersebut akan mengancam keberadaan para tenaga medis asal Indonesia. Sebab sejauh ini, masyarakat Indonesia banyak yang meyakini bahwa kemampuan tenaga medis dari luar negeri memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan tenaga medis asal Indonesia, sehingga akan berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan tenaga medis asal Indonesia. Hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan pendapatan para tenaga medis asal Indonesia, bahkan dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bagi Negara.
Keberadaan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tidak saja mengkhawatirkan bagi para job seeker, namun job creator juga ikut terancam. Ancaman-ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bagi para job creator salah satunya adalah dapat menghacurkan para pengusaha kecil terutama para pengusaha yang baru memulai usahanya. Biasanya pengusaha yang baru mulai usahanya hanya memikirkan bagaimana cara cepat untuk balik modal dan memperoleh laba yang berlimpah, sehingga mereka tidak memikirkan apa saja yang harus mereka persiapkan untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah makin ketatnya persaingan bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut semakin parah ditambah lagi ditambah lagi dengan adanya MEA maka akan mempersulit para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) juga mengancam produk-produk buatan dalam negeri yaitu buatan anak bangsa. Produk dalam negeri yang selama ini merupakan karya anak bangsa menjadi tergerus dengan adanya produk dari Negara lain yang dijual bebas di Indonesia, dan hal tersebut akan semakin bertambah buruk bilamana banyak masyarakat Indonesia yang tidak kenal akan produk bangsa sendiri dan lebih memilih untuk menggunakan produk buatan luar negeri. Kemudian para masyarakat Indonesia juga cenderung lebih percaya akan kualitas produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri, sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pesaing dari luar negeri untuk mendapatkan laba sebanyak-banayaknya.
Mengingat banyaknya ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang harus dihadapi oleh para job seeker maupun job creator, maka para job seeker dan job creator harus mempunyai strategi khusus untuk dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan. Strategi yang harus dilakukan para job seeker khususnya generasi yaitu sebagai genereasi muda kita harus lebih aktif, kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi tersebut dapat dikolaborasikan dengan aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang generasi muda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar Indonesia terletak pada generai muda dan keterlibatan pemuda dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.
Sementara itu strategi yang harus dilakukan job creator sebagai generasi muda yaitu harus berperan aktif sebagai wirausaha muda yang memiliki daya pikir kreatif, inovatif dan kritis sehingga akan mampu bersaing dengan generasi muda dari negara ASEAN lain. Sebagai job creator muda atau wirausaha muda kita harus mengembangkan kreativitas yamg kita miliki dengan menciptakan produk baru yang sulit ditiru oleh para pesaing, sehingga produk yang kita jual dapat bersaing dengan produk lain, lalu inovatif disini maksudnya adalah memperbarui apa yang telah ada dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Kemudian kritis maksudnya adalah sebagai wirausaha muda, kita harus lebih bijak memilih produk yang kita gunakan yaitu dengan memakai produk buatan bangsa sendiri, agar dapat mendorong kemajuan perekonomian bangsa sebab perekenomian suatu bangsa akan maju berkat adanya kerja sama antara pemimpin Negara dengan warga negaranya. Selain itu, para wirausaha muda juga harus melakukan ekspansi usaha. Dengan ekspansi usaha maka akan dapat meminimalisir suatu kerugian dan dapat memeprtahankan kelangsungan suatu usaha
Dengan demikian sebagai generasi muda tidak seharusnya kita ragu dan takut dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis ekonomi. Semua pihak termasuk Warga Negara Indonesia maupun para pemimpin negara harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas.

Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


Tugas 5. Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Apa itu MEA? MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Pada tahun 2015, Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bermula pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).
Kemudian Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.
Kemuadian pertemuan ASEAN terus berlanjut untuk membahas MEA, maka pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada tahun ini, maka Indonesia ditutut untuk lebih berinovasi dan berkreativitas lagi agar negara kita mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jika Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya dalam perdagangan bebas ini maka sektor ekonomi Indonesia dapat saja dikuasai oleh Negara anggota ASEAN lainnya, sehingga MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bisa jadi merupakan momok yang menakutkan bagi para job seeker. Seorang job seeker yang baru mau memasuki dunia kerja mau tidak mau harus siap untuk menghadapi berbagai macam ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Ancaman MEA bagi para job seeker yaitu makin banyaknya persaingan lulusan perguruan tinggi pada Negara-negara Anggota ASEAN misalnya Negara Singapura dan Malaysia dibandingkan di Indonesia yang lebih banyak di dominasi oleh lulusan SMA, sehingga hal tersebut dapat menggerus lulusan SMA yang ada di Indonesia yang akan memicu lebih banyak lagi pengangguran di Negara kita yang menjadi beban bagi pemerintah Indonesia. Selain itu, ancaman lainnya adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang rendah, misalnya saja banyak warga Negara Indonesia yang tidak mahir berbahasa asing. Hal tersebut dapat menjadi kelemahan bagi Negara kita dan menjadikan kekuatan bagi para pesaing anggota MEA. Kemudian ancaman yang sangat menakutkan bagi para job seeker di Indonesia yaitu makin banyak tenaga kerja asing yang dikuasai oleh para Negara-negara lain, misalnya saja tenaga medis seperti dokter dari Negara lain yang membuka praktik di Indonesia. Dengan adanya tenaga medis asal luar negeri yang membuka praktiknya di Indonesia, tentunya hal tersebut akan mengancam keberadaan para tenaga medis asal Indonesia. Sebab sejauh ini, masyarakat Indonesia banyak yang meyakini bahwa kemampuan tenaga medis dari luar negeri memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan tenaga medis asal Indonesia, sehingga akan berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan tenaga medis asal Indonesia. Hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan pendapatan para tenaga medis asal Indonesia, bahkan dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bagi Negara.
Keberadaan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tidak saja mengkhawatirkan bagi para job seeker, namun job creator juga ikut terancam. Ancaman-ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bagi para job creator salah satunya adalah dapat menghacurkan para pengusaha kecil terutama para pengusaha yang baru memulai usahanya. Biasanya pengusaha yang baru mulai usahanya hanya memikirkan bagaimana cara cepat untuk balik modal dan memperoleh laba yang berlimpah, sehingga mereka tidak memikirkan apa saja yang harus mereka persiapkan untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah makin ketatnya persaingan bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut semakin parah ditambah lagi ditambah lagi dengan adanya MEA maka akan mempersulit para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) juga mengancam produk-produk buatan dalam negeri yaitu buatan anak bangsa. Produk dalam negeri yang selama ini merupakan karya anak bangsa menjadi tergerus dengan adanya produk dari Negara lain yang dijual bebas di Indonesia, dan hal tersebut akan semakin bertambah buruk bilamana banyak masyarakat Indonesia yang tidak kenal akan produk bangsa sendiri dan lebih memilih untuk menggunakan produk buatan luar negeri. Kemudian para masyarakat Indonesia juga cenderung lebih percaya akan kualitas produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri, sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pesaing dari luar negeri untuk mendapatkan laba sebanyak-banayaknya.
Mengingat banyaknya ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang harus dihadapi oleh para job seeker maupun job creator, maka para job seeker dan job creator harus mempunyai strategi khusus untuk dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan. Strategi yang harus dilakukan para job seeker khususnya generasi yaitu sebagai genereasi muda kita harus lebih aktif, kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi tersebut dapat dikolaborasikan dengan aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang generasi muda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar Indonesia terletak pada generai muda dan keterlibatan pemuda dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.
Sementara itu strategi yang harus dilakukan job creator sebagai generasi muda yaitu harus berperan aktif sebagai wirausaha muda yang memiliki daya pikir kreatif, inovatif dan kritis sehingga akan mampu bersaing dengan generasi muda dari negara ASEAN lain. Sebagai job creator muda atau wirausaha muda kita harus mengembangkan kreativitas yamg kita miliki dengan menciptakan produk baru yang sulit ditiru oleh para pesaing, sehingga produk yang kita jual dapat bersaing dengan produk lain, lalu inovatif disini maksudnya adalah memperbarui apa yang telah ada dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Kemudian kritis maksudnya adalah sebagai wirausaha muda, kita harus lebih bijak memilih produk yang kita gunakan yaitu dengan memakai produk buatan bangsa sendiri, agar dapat mendorong kemajuan perekonomian bangsa sebab perekenomian suatu bangsa akan maju berkat adanya kerja sama antara pemimpin Negara dengan warga negaranya. Selain itu, para wirausaha muda juga harus melakukan ekspansi usaha. Dengan ekspansi usaha maka akan dapat meminimalisir suatu kerugian dan dapat memeprtahankan kelangsungan suatu usaha
Dengan demikian sebagai generasi muda tidak seharusnya kita ragu dan takut dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis ekonomi. Semua pihak termasuk Warga Negara Indonesia maupun para pemimpin negara harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas.

Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)


Tugas 5. Strategi Job Seeker dan Job Creator Menghadapi
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)
Apa itu MEA? MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean. Pada tahun 2015, Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bermula pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi (ASEAN Vision 2020).
Kemudian Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020. Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.
Kemuadian pertemuan ASEAN terus berlanjut untuk membahas MEA, maka pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Dengan adanya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) pada tahun ini, maka Indonesia ditutut untuk lebih berinovasi dan berkreativitas lagi agar negara kita mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya. Jika Indonesia tidak mampu bersaing dengan Negara-negara lainnya dalam perdagangan bebas ini maka sektor ekonomi Indonesia dapat saja dikuasai oleh Negara anggota ASEAN lainnya, sehingga MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bisa jadi merupakan momok yang menakutkan bagi para job seeker. Seorang job seeker yang baru mau memasuki dunia kerja mau tidak mau harus siap untuk menghadapi berbagai macam ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Ancaman MEA bagi para job seeker yaitu makin banyaknya persaingan lulusan perguruan tinggi pada Negara-negara Anggota ASEAN misalnya Negara Singapura dan Malaysia dibandingkan di Indonesia yang lebih banyak di dominasi oleh lulusan SMA, sehingga hal tersebut dapat menggerus lulusan SMA yang ada di Indonesia yang akan memicu lebih banyak lagi pengangguran di Negara kita yang menjadi beban bagi pemerintah Indonesia. Selain itu, ancaman lainnya adalah kualitas sumber daya manusia di Indonesia yang rendah, misalnya saja banyak warga Negara Indonesia yang tidak mahir berbahasa asing. Hal tersebut dapat menjadi kelemahan bagi Negara kita dan menjadikan kekuatan bagi para pesaing anggota MEA. Kemudian ancaman yang sangat menakutkan bagi para job seeker di Indonesia yaitu makin banyak tenaga kerja asing yang dikuasai oleh para Negara-negara lain, misalnya saja tenaga medis seperti dokter dari Negara lain yang membuka praktik di Indonesia. Dengan adanya tenaga medis asal luar negeri yang membuka praktiknya di Indonesia, tentunya hal tersebut akan mengancam keberadaan para tenaga medis asal Indonesia. Sebab sejauh ini, masyarakat Indonesia banyak yang meyakini bahwa kemampuan tenaga medis dari luar negeri memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan tenaga medis asal Indonesia, sehingga akan berdampak pada penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap kemampuan tenaga medis asal Indonesia. Hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan pendapatan para tenaga medis asal Indonesia, bahkan dapat menyebabkan menurunnya pendapatan bagi Negara.
Keberadaan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tidak saja mengkhawatirkan bagi para job seeker, namun job creator juga ikut terancam. Ancaman-ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bagi para job creator salah satunya adalah dapat menghacurkan para pengusaha kecil terutama para pengusaha yang baru memulai usahanya. Biasanya pengusaha yang baru mulai usahanya hanya memikirkan bagaimana cara cepat untuk balik modal dan memperoleh laba yang berlimpah, sehingga mereka tidak memikirkan apa saja yang harus mereka persiapkan untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah makin ketatnya persaingan bisnis. Ketatnya persaingan bisnis tersebut semakin parah ditambah lagi ditambah lagi dengan adanya MEA maka akan mempersulit para pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) juga mengancam produk-produk buatan dalam negeri yaitu buatan anak bangsa. Produk dalam negeri yang selama ini merupakan karya anak bangsa menjadi tergerus dengan adanya produk dari Negara lain yang dijual bebas di Indonesia, dan hal tersebut akan semakin bertambah buruk bilamana banyak masyarakat Indonesia yang tidak kenal akan produk bangsa sendiri dan lebih memilih untuk menggunakan produk buatan luar negeri. Kemudian para masyarakat Indonesia juga cenderung lebih percaya akan kualitas produk dari luar negeri dibandingkan produk dalam negeri, sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang besar bagi para pesaing dari luar negeri untuk mendapatkan laba sebanyak-banayaknya.
Mengingat banyaknya ancaman MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang harus dihadapi oleh para job seeker maupun job creator, maka para job seeker dan job creator harus mempunyai strategi khusus untuk dapat bertahan ditengah ketatnya persaingan. Strategi yang harus dilakukan para job seeker khususnya generasi yaitu sebagai genereasi muda kita harus lebih aktif, kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari masing-masing generasi tersebut dapat dikolaborasikan dengan aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Dengan ilmu dan wawasan yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis maupun praktis dalam pemecahan masalah. Seorang generasi muda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak dapat dipungkiri bahwa modal terbesar Indonesia terletak pada generai muda dan keterlibatan pemuda dalam berbagai masalah, khususnya ekonomi.
Sementara itu strategi yang harus dilakukan job creator sebagai generasi muda yaitu harus berperan aktif sebagai wirausaha muda yang memiliki daya pikir kreatif, inovatif dan kritis sehingga akan mampu bersaing dengan generasi muda dari negara ASEAN lain. Sebagai job creator muda atau wirausaha muda kita harus mengembangkan kreativitas yamg kita miliki dengan menciptakan produk baru yang sulit ditiru oleh para pesaing, sehingga produk yang kita jual dapat bersaing dengan produk lain, lalu inovatif disini maksudnya adalah memperbarui apa yang telah ada dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih. Kemudian kritis maksudnya adalah sebagai wirausaha muda, kita harus lebih bijak memilih produk yang kita gunakan yaitu dengan memakai produk buatan bangsa sendiri, agar dapat mendorong kemajuan perekonomian bangsa sebab perekenomian suatu bangsa akan maju berkat adanya kerja sama antara pemimpin Negara dengan warga negaranya. Selain itu, para wirausaha muda juga harus melakukan ekspansi usaha. Dengan ekspansi usaha maka akan dapat meminimalisir suatu kerugian dan dapat memeprtahankan kelangsungan suatu usaha
Dengan demikian sebagai generasi muda tidak seharusnya kita ragu dan takut dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Karena Indonesia sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis ekonomi. Semua pihak termasuk Warga Negara Indonesia maupun para pemimpin negara harus bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas.