STRUKTUR PRODUKSI
Struktur produksi adalah
logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara beberapa pekerjaan
pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang biasanya ditunjukkan
dengan menggunakan skema. Struktur produksi nasional dapat dilihat
menurut lapangan usaha dan hasil produksi kegiatan ekonomi nasional. Berdasarkan
lapangan usaha struktur produksi nasional terdiri dari sebelas lapangan usaha
dan berdasarkan hasil produksi nasional terdiri dari 3 sektor, yakni sektor
primer, sekunder, dan tersier.
Sejalan dengan perkembangan
pembangunan ekonomi struktur produksi suatu perekonomian cenderung mengalami
perubahan dari dominasi sektor primer menuju dominasi sektor sekunder dan
tersier. Perubahan struktur produksi dapat terjadi karena :
- Sifat manusia dalam perilaku konsumsinya yang cenderung berubah dari konsumsi barang barang pertanian menuju konsumsi lebih banyak barang-barang industri
- Perubahan teknologi yang terus-menerus, dan
- Semakin meningkatnya keuntungan komparatif dalam memproduksi barang-barang industri.
Struktur produksi nasional
pada awal tahun pembangunan jangka panjang ditandai oleh peranan sektor primer,
tersier, dan industri. Sejalan dengan semakin meningkatnya proses pembangunan
ekonomi maka pada akhir Pelita V atau kedua, struktur produksi nasional telah
bergeser dari dominasi sektor primer menuju sektor sekunder.
PENDAPATAN
NASIONAL
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Konsep
Pendapatan Nasional
• Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk domestik bruto (Gross
Domestic Product) merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara
(domestik) selama satu tahun. Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang
beroperasi di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, karenanya jumlah
yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto/kotor.
• Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product) atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun; termasuk hasil
produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi
di wilayah negara tersebut.
GNP = GDP
– Produk netto terhadap luar negeri
• Produk Nasional Neto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net
National Product) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan barang modal
(sering pula disebut replacement). Replacement penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produski yang dipakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
NNP = GNP
– Penyusutan
• Pendapatan Nasional Neto (NNI)
Pendapatan Nasional Neto (Net
National Income) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat
diperoleh dari NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain seperti
pajak penjualan, pajak hadiah, dll.
NNI = NNP
– Pajak tidak langsung
• Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan perseorangan
(Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam
masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun.
Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahun
lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan sosial bagi para
pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk
mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak
laba perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah), laba
yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk
beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan iuran
pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan
dengan maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja).
PI = (NNI
+ transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social +
Pajak perseorangan )
• Pendapatan yang siap dibelanjakan (DI)
Pendapatan yang siap
dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan
guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang
disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh dari personal
income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct tax) adalah
pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain, artinya harus
langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak pendapatan.
DI
= PI – Pajak langsung
TUJUAN MEMPELAJARI
PENDAPATAN NASIONAL
1.
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
2.
Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan
jasa yang dihasilkan masyarakat dalam satu tahun
3.
Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program
pembangunan yang berjangka.
4.
Mengetahui kemampuan dan pemerataan perekonomian
masyarakat dan Negara
5.
Mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang
mempengaruhi perekonomian negara
MANFAAT MEMPELAJARI PENDAPATAN
NASIONAL
1.
Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
2.
Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke
waktu antar daerah atau antar propinsi
3.
Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
4.
Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.\
5.
Mengetahui pertumbuhan perekonomian negara, dengan cara
membandingkan pendapatan nasional dari waktu ke waktu
6.
Dapat dijadikan dasar perbandingan dengan perekonomian
negara lain
PENDAPATAN NASIONAL
PERKAPITA
Pendpatan nasional perkapita
adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan
perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan
PDB perkapita.
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara pada tahun tersebut. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
IPC = GNP/Q
Keterangan:
GNP : Gross National Product
GNP : Gross National Product
Q : Jumlah Penduduk
IPC digunakan sebagai alat ukur tingkat kemakmuran suatu negara pada suatu periode
IPC digunakan sebagai alat ukur tingkat kemakmuran suatu negara pada suatu periode
DISTRIBUSI
PENDAPTAN DAN KEMISKINAN DI INDONESIA
Di
negara Indonesia ini secara grafis dan klimatogis merupakan negara yang
mempunyai potensi ekonomi yang sangat tinggi. Dengan garis ppantai yang terluas
di dunia, iklim yang memungkinkan untuk pendayagunaan lahan sepanjaang tahun,
hutan dan kandungan bumi Indonesia yang sangat kaya, merupakan bahan yang utama
untuk membuat negara kita menjadi kaya. Suatu perencanaan yang bagus yang mampu
memanfaatkan semua bahan baku tersebut secara optimal, akan mampu mengantarkan
negara Indonesia menjadi negara yang makmur akan hasil pertaniannya dan hasil
rempah-rempahnya. Ini terlihat dari hasil Pelita III sampai dengan Pelita V
yang dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7% - 8% membuat Indonesia menjadi
salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan penduduk yang
tinggi. Dan Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat julukan “Macan
Asia”.
Namun
ternyata semua pertumbuhan ekonomi dan pendapatan tersebut ternyata tidak
memberikan dampak yang cukup berati pada usaha pengentasan kemiskinan.
Indonesia adalah sebuah negara yang penuh paradoks. Negara ini subur dan
kekayaan alamnya melimpah, namun sebagian cukup besar rakyat tergolong miskin.
Pada puncak krisis ekonomi tahun 1998-1999 penduduk miskin Indonesia mencapai
sekitar 24% dari jumlah penduduk atau hampir 40 juta orang. Tahun 2002 angka
tersebut sudah turun menjadi 18% dan pada menjadi 14% pada tahun 2004. Situasi
terbaik terjadi antara tahun 1987-1996 ketika angka rata-rata kemiskinan berada
dibawah 20%, dan yang paling baik adalah pada tahun 1996 ketika angka
kemiskinan hanya mencapai 11,3%.
Di
Indonesia pada awal orde baru para pembuat kebijakkan perencanaan pembangunan
di Jakarta masih sangat percaya bahwa proses pembangunan ekonomi yang pada
awalnya terpusatkan hanya di Jawa, khususnya Jakarta dan sekitarnya, dan hanya
disektor-sektor tertentu saja pada akhirnya akan menghasilkan “Trickle
Down Effect” . Didasarkan pada pemikiran tersebut, pada awal orde baru
hingga akhir tahun 1970-an, strategi pembangunan ekonomi yang dianut oleh
pemerintahan orde baru lebih berorientasi kepada pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tanpa memperhatikan pemerataan pembangunan ekonomi.
Krisis
yang terjadi secara mendadak dan diluar perkiraan pada akhir dekade 1990-an
merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. Bagi kebanyakan
orang, dampak dari krisis yang terparah dan langsung dirasakan, diakibatkan
oleh inflasi. Antara tahun 1997 dan 1998 inflasi meningkat sebesar 6% menjadi
68%, sementara upah rill turun menjadi hanya sekitar sepertiga dari nilai
sebelumnya. Akibatnya, kemiskinan meningkat tajam. Antara tahun 1996 dan 1999
proporsi orang yang hidup dibawah garis kemiskinan bertambah dari 18% menjadi
24% dari jumlah penduduk. Pada sat yang sama, kondisi kemiskinan menjadi
semakin parah, karena pendapatan kaum miskin secara keseluruhan menurun jauh
dibawah garis kemiskinan.
PENGERTIAN
KEMISKINAN MENURUT BEBERAPA AHLI
1. Menurut
Sallatang (1986) kemiskinan adalah ketidakcukupan penerimaan pendapatan dan
pemilikan kekayaan materi, tanpa mengabaikan standar atau ukuran-ukuran
fisiologi, psikologi dan sosial.
2. Menurut Esmara (1986) mengartikan kemiskinan ekonomi
sebagai keterbatasan sumber-sumber ekonomi untuk mempertahankan kehidupan yang
layak. Fenomena kemiskinan umumnya dikaitkan dengan kekurangan pendapatan untuk
memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
3. Menurut
Basri (1995) bahwa kemiskinan pada dasarnya mengacu pada keadaan serba
kekurangan dalam pemenuhan sejumlah kebutuhan, seperti sandang, pangan, papan,
pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, dan lain sebagainya.
4. Menurut
Badan Pusat Statistik (2000), kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi
yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480
kg/kapita/tahun di daerah perkotaan.
5. Poli
(1993) menggambarkan kemiskinan sebagai keadaan ketidakterjaminan pendapatan,
kurangnya kualitas kebutuhan dasar, rendahnya kualitas perumahan dan aset-aset
produktif, ketidakmampuan memelihara kesehatan yang baik, ketergantungan dan
ketiadaan bantuan, adanya perilaku antisosial (anti-social behavior), kurangnya
dukungan jaringan untuk mendapatkan kehidupan yang baik, kurangnya
infrastruktur dan keterpencilan, serta ketidakmampuan dan keterpisahan.
PERTUMBUHAN DAN PEMERATAAN DALAM
KONTEKS PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA SELAMA INI
Pertumbuhan ekonomi mempunyai arti penting. Petumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu
keharusan bagi kelangsungan pembangunanekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan
konsumsinsehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran,
pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber
pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan
kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dari penambhana pendapatan
tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu
kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan
konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan penigkatan output
agregat (barang dan jasa) atau PDB yang terus-menerus. Dalam pemahaman
ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB, yang berarti
peningkatan PN.
Konsep Pendapatan Nasional mempunyai dua arti yaitu dalam
arti luas dan dalam arti sempit. Dalam arti sempit, PN adalah PN sedangkan
dalam arti luas, PN dapat merujuk ke PDB atau merujuk ke produk nasional bruto
(PNB), atau ke produk nasional neto (PNN). Perhitungan PN diawali dengan
perhitungan PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat dijelaskan melalui beberapa
persamaan sederhana sebagai berikut:
PNB = PDB + F
PNN = PNB – D
PN = PNN –Ttl
keterangan:
F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
F = pendapatan neto atas faktor luar negeri
D
= penyusutan
Ttl
= pajak tak langsung neto
Jika tiga persamaan di atas di gabungkan, akan memperoleh persamaan sebagai berikut:
PDB = PN + Ttl + D – F atau
PN = PDB +F - D –Ttl
PDB dapat diukur dengan tiga macam pendekatan, yaitu
pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Dua
pendekatan pertama tersebut adalah pendekatan dari sisi penawaran agregat,
sedangkan pendekatan pengeluaran adalah perhitungan PDB dari sisi permintaan
agregat. Sumber-sumber pertumbuhan dapat bersumber dari pertumbuhan permintaan
agragat (AD) atau dan pertumbuhan penawaran agregat (AS).
Penjelasan ini juga terdapat teori-teori dan model-model
pertumbuhan perekonomian seperti Teori Klasik, Teori Neo-Keynes, Teori
Neo-Klasik dan Teori Modern. Di dalam teori klasik ada dua aliran pemikiran
mengenai pertumbuhan ekonomi yang dilihat dari sisi AS/produksi yaitu teori
klasik dan teori modern dan diantara kedua ini, teori neo-keynes dan teori
neo-klasik. Dasar pemikiran teori klasik adalah pembangunan ekonomi yang
dilandasi oleh sistem Liberal, yang manapertumbuhan ekonomi di pacu oleh
semangat untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Beberapa teori klasik terdapat
disini yaitu sebagai berikut:
- Teori Pertumbuhan Adam Smith, di dalam teori ini terdapat tiga faktor penentu proses produksi/pertumbuhan, yaitu SDA, SDM, dan barang modal.
- Teori Pertubuhan David Ricardo, pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh SDA (dalam arti tanah) yang terbatas jumlahnya, dan jumlah penduduk yang menghasilkan jumlah tenaga kerja yang menyesuaikan diri dengan tingkat upah. Menurut David Ricardo pertanian adalah sektor utama sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
- Teori Pertumbuhan dari Thomas Robert Malthus, menurutnya, ukuran keberhasilan pembangunan suatu perekonomian adalah kesejahteraan Negara, yakni jika PNB potensialnya meningkat. Sekotor yang paling dominan adalah sektor industri dan pertanian. Jika output di kedua sektor itu di tingkatkan, maka PNB potensialnya akan bisa di tingkatkan. Menurut Thomas Robert Malthus ada dua faktor yang sangat menentukan pertumbuhan yaitu faktor ekonomi seperti tanah, tenaga kerja, modal dan organisasi ; dan juga faktor nonekonomis seperti keamanan atas kekayaan, konstitusi dan hukum yang pasti, etos kerja dan disiplin pekerja yang tinggi. tetapi, diantara faktor tersebut yang paling berpengaruh adalah faktor akumulasi modal.
- Teori Marx, membuat lima tahapan perkembangan sebuah perekonomian yaitu: 1. perekonomian komunal priminif 2. perekonomian perbudakan 3. perekonomian feodal 4. perekonomian kapitalis 5. perekonomian sosialis.
Teori selanjutnya yaitu tentang teori Neo-Keynes, model
pertumbuhan yang di dalam kelompok teori Neo-Keynes adalah model daro Harrod
dan Domar yang mencoba memeperlus teori keynes mengenai keseimbangan
pertumbuhan ekonomi dalam perspektif jangaka panjang dengan menlihat pengaruh
dari investasi, baik pada AD maupun pada perluasan kapasitas produksi AS, yang
pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya yaitu mengenai Teori Neo-Klasik. Pemikiran dari teori ini didasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik. Beberapa model teori ini adalah sebagai berikut yaitu:
Selanjutnya yaitu mengenai Teori Neo-Klasik. Pemikiran dari teori ini didasarkan pada kritik atas kelemahan-kelemahan atau penyempurnaan terhadap pandangan/asumsi dari teori klasik. Beberapa model teori ini adalah sebagai berikut yaitu:
- Model Pertumbuhan A.Lewis
- MOdel Petumbuhan Paul A.Baran
- Teori Ketergantungan Neokolonial
- Model Pertumbuhan WW.Rostow
Kemudai Teori Modern, dari teori-teori yang di bahas dia
atas kurang dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi yang sejak tahun 1950-an di
banyak negara di dunia yang kenyataannya pertumbuhan tersebut tidak sepenuhnya
hanya dodorong olah akumulasi modal dan penambahan jumlah tenaga kerja,, tetapi
juga disebabkan oleh peningkatan produktifitas dari kedua faktor tersebut.Setelah
melihat teori-teori di atas kita akan melihat kondisi pembangunan ekonomi
Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis ekonomi 1997) dapat
dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses dalam pembanguna ekonomi
yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro(agregat). Keberhasilan ini
dapat diukur dengan sejumlah indikator ekonomi makro. Tetapi, pada sekarang ini
pemerataan dalam konteks Pembangunan Ekonomi Indonesia kurang merata karena
semakin banyak saja masyarakat khususnya Indonesia yang masih kekurangan dalam
faktor pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
http://dewirahmiati.blogspot.com/2011/02/penjelasan-antara-pertumbuhan-dan.html