Senin, 09 Desember 2013

Penalaran Induksi


Kalimat Generalisasi
1.     Sapi berkembang biak dengan cara melahirkan
Kambing berkembang biak dengan cara melahirkan
Kucing berkembang biak dengan cara melahirkan
Kelinci juga berkembang biak dengan cara melahirkan
Jadi hewan mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan

2.     Hasil Ujian Akhir Sekolah mata pelajaran Metematika untuk kelas XII IPS 3 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 100. Setengahnya mendapat nilai antara 85 – 70 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 70. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa siswa/siswi kelas XII IPS 3 cukup pintar dalam mengerjakan soal Matematika.

Kalimat Analogi

1.     Hidup didunia ini sama halnya seperti roda. Roda yang selalu berputar, terkadang ada bagian yang berada diatas dan ada juga yang berada dibawah. Begitu juga halnya hidup. Hidup seseorang tidak terus-menerus berada di atas. Terkadang seseorang juga harus berada dibawah bersama cobaan hidup yang menimpanya. Oleh karena itu, kita sebagai manusia jangan terlalu senang ketika merasa diatas dan jangan terlalu terpuruk ketika berada dibawah.

2.     Dalam merawat tanaman sama halnya seperti merawat seorang anak. Merawat tanaman memerlukan perhatian yang penuh dan perlu diberi pupuk yang berkualitas. Sama halnya dalam merawat anak. Merawat anak juga memerlukan kasih sayang penuh dan diberi makanan yang bergizi. Agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan sempurna.

Hubungan Kaulitas
1.     Hubungan Sebab-Akibat
Warga DKI Jakarta memiliki kebiasaan buruk yaitu membuang sampah di sungai.  Pemerintah sudah melakukan berbagai cara agar warga Jakarta tidak membuang sampah di sungai. Namun faktanya masih banyak warga Jakarta yang belum memiliki kesadaran  untuk membuang sampah pada tempatnya. Akibat dari kebiasaan buruknya, sampah yang di sungai menjadi menumpuk dan sungai tidak bisa menampung debit air saat musim hujan. Oleh karena itu tak heran wilayah DKI Jakarta selalu menjadi langganan banjir  saat musim hujan.

2.     Hubungan Akibat-Sebab
Beberapa hari yang lalu Tommy  dipecat dari kantornnya. Hal tersebut dikarenakan dia jarang masuk kantor,  sering ketiduran dikantor saat jam kerja, bahkan pekerjaan kantor pun selalu terbengkalai. Selain itu dia juga pernah melakukan tindak korupsi dikantornya yang merugikan perusahaan.

3.     Hubungan Akibat-Akibat
Ketika bejalan di tengah kota, Aming melihat banyaknya fasilitas umum yang diberhentikan pengerjaan begitu saja sebelum dapat dimanfaatkan masyarakat serta banyaknya jalan-jalan poros rusak yang terabaikan. Aming lalu berpikir pastinya di Kota ini banyak rakyatnya yang melarat dan miskin, tetapi tidak terlintas dipikirannya bahwa sebagian besar kejadian ini adalah ulah para koruptor.

Salah  Nalar
1.     Generalisasi yang terlalu luas
Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati.

2.     Analogi yang salah
Jumiati walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.

Rabu, 06 November 2013

Penalaran Deduksi


Penalaran Deduksi

A.   Penalaran Deduksi secara langsung
1.       Semua S adalah P
 Sebagian P adalah S
a.       Semua bola adalah bulat
Sebagian yang bulat adalah bola
b.      Semua coklat adalah manis
Sebagian yang manis adalah coklat

2.      Tidak satupun S adalah P
      Tidak satupun P adalah S
a.       Tidak satupun gula adalah garam
      Tidak satupun garam adalah gula
b.      Tidak satupun kayu adalah kaca
      Tidak satupun kaca adalah kayu

3.      Semua S adalah P
      Tidak satupun S adalah tak P
a.       Semua narkoba adalah obat terlarang
Tidak satupun  narkoba adalah tak obat terlarang
b.      Semua ayam adalah berkokok
Tidak satupun yang berkokok adalah tak ayam

4.      Tidak satupun S adalah P
      Semua S adalah tak P
a.       Tidak satupun gajah adalah kuda
Semua gajahb adalah bukan kuda
b.      Tidak satupun kucing adalah  bisa terbang
Semua kucing adalah tak bisa terbang

5.      Semua S adalah P
      Tidak satupun S adalah tak P
      Tidak satupun tak P adalah S
a.       Semua manusia adalah berakal
Tidak satupun manusia adalah tak berakal
Tidak satupun yang tak berakal adalah manusia
b.      Semua makhluk hidup adalah berkembang biak
Tidak satupun makhluk hidup adalah tak berkembang biak
Tidak satupun yang tak berkembang biak adalah makhluk hidup






B.   Penalaran Deduksi secara tidak langsung
1.      Silogisme Kategorial
a.       Semua bayi membutuhkan ASI
Bagas adalah bayi
Bagas membutuhkan ASI
b.      Semua penyanyi harus giat berlatih vokal
Syahrini adalah penyanyi
Syahrini harus giat berlatih vokal

2.      Silogisme Hipotesis
a.       Jika gitar tidak dipetik gitar tidak berbunyi
                        Gitar tidak dipetik
                        Jadi, gitar tidak berbunyi
b.      Jika sepeda tidak dikayuh sepeda tidak berjalan
      Sepeda tidak dikayuh
      Jadi, sepeda tidak berjalan

3.      Silogisme Alternatif
a.       Rani seorang guru atau dokter
      Rani seorang dokter
      Jadi, Rani bukan seorang guru
b.      Tas saya berada didalam lemari atau diluar lemari
      Tas saya berada didalam lemari
      Jadi, tas saya tidak berada diluar lemari

4.      Entimen
a.       Sebagai warga negara yang baik harus taat membayar pajak
      Ani warga negara yang baik
      Ani taat membayar pajak
      Ani taat membayar pajak karena Ani warga Negara yang baik
b.      Wakil rakyat yang jujur tidak mau menerima suap
      Habibie wakil rakyat yang jujur
      Habibie tidak mau menerima suap
      Habibie tidak mau menerima suap karena Habibie wakil rakyat yang jujur

5.      Rantai Deduksi
a.       Semua nasi mengandung karbohidrat
      Sebagian yang mengandung karbohidrat adalah nasi
      Jika lapar saya makan nasi
      Karena nasi dapat mengenyangkan
      Saya tidak pernah menolak diberi nasi
      Karena saya membutuhkan asupan karbohidrat

                       

     
     
     


     

Sabtu, 26 Oktober 2013

Kalimat Argumentasi dan Kalimat Penalaran


Ternyata…Indonesia is Dinosaurus Ekonomi Dunia
Tahun 90′an awal, Asia mengalami booming dimana ekonomi tumbuh pesat, diiringi dengan transisi negara-negara yang (semula) agraris menjadi negara industry. Negara-negara itu antara lain adalah Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, yang mengikuti jejak Taiwan, Korsel, Jepang, dan Singapura yang telah lebih dulu menjadi negara maju.
Kemudian muncul istilah untuk negara-negara yang newly-industrialized tersebut dengan sebutan “The Asian Tigers”, Para Macan Asia. Keyakinan dan harapan pun membumbung tinggi waktu itu, dan saya masih ingat ketika SD, guru-guru di sekolah begitu bersemangat menggambarkan kejayaan ekonomi Indonesia di masa depan. Istilah Indonesia Sang Macan Asia beberapa kali saya dengar di kelas dulu.
Hal yang tak terbayangkan kemudian terjadi, ketika krisis moneter meluluhlantakkan sendi-sendi Indonesia, dan lambat laut istilah Indonesia Macan Asia mulai memudar, seiring tergerusnya harapan dan semangat banyak orang Indonesia saat itu. Saya sempat membayangkan perasaan guru-guru SD saya, apakah mereka juga pudar harapan dan semangatnya terhadap masa depan Indonesia? Saya tidak tahu, sudah lama sekali saya tak berjumpa dengan mereka.
Yang saya tahu adalah, banyak orang yang tak lagi menaruh harap tinggi pada masa depan negeri ini. Beberapa waktu lalu saya menghadiri sebuah seminar mengenai Indonesia di Surabaya, dan ketika istilah “Indonesia kembali menjadi Macan Asia” disebut, banyak yang skeptis, bahkan mencibir.
Saya masih ingat seorang peserta seminar yang duduk di depan saya menanggapi dengan sinis. “Indonesia macan asia? Mungkin macan yang tidur dan nggak bangun-bangun” ujarnya sambil tersenyum sinis. Ada juga yang mencoba melucu dengan mengatakan bahwa bisa jadi Indonesia memang sekarang menjadi macan asia, namun sudah sangat terlambat karena negara-negara lain telah menjadi dinosaurus Asia. (Saya benar-benar tersenyum geli waktu itu)
Baiklah, semua orang punya hak untuk pesimis dan skeptis tentang Indonesia, namun ada baiknya kita letakkan dulu awan pekat pesimisme yang menggantung di atas benak kita.
Penting mencoba memahami sebuah laporan terbaru yang disusun oleh McKinsey Global Institute (MGI), sebuah lembaga konsultan ekonomi global yang sangat disegani di dunia, yang menulis tentang prediksi ekonomi Indonesia di masa depan. Judulnya gahar! “The Archipelago Economuy: Unleashing Indonesia’s Potential”. Tentu saya tak berniat sedikitpun mengajak anda semua membaca laporan MGI setebal 101 halaman, dan sayapun tidak berniat membacanya.
Namun lihatlah, tidak ada satupun badan-badan dan para ahli ekonomi dunia yang menyangkal laporan MGI tersebut dan semua juga mengamini dan membuat analisa serta laporan yang sama bahwa Indonesia akan menjadi raksasa ekonomi dunia di masa depan (bukan cuma macan atau dinosaurus Asia). Dan hal itu bukan cuma angan-angan atau impian, tapi hampir PASTI AKAN TERJADI, karena Indonesia punya segala syarat dan sedang berjalan lurus dan kuat ke arah menjadi negara raksasa ekonomi dunia.
Chairman MGI Raoul Oberman mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat spektakuler dalam beberapa tahun terakhir, namun sayangnya kurang terdengar dan terapresiasi.
“Indonesia is the best hidden secret” kata Raoul. Raoul juga mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-15 di dunia, dan akan terus tumbuh. Indonesia, masih menurutnya, mengalami pertumbuhan ekonomi paling stabil dan signifikan jika dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) dan BRIC (Brazil, Rusia, India dan China). Ditambahkannya, rasio utang Indonesia terhadap PDB yakni sekitar 24% termasuk yang terendah di dunia.
Indonesia diuntungkan dengan posisi geografisnya yang berada di jantung pertumbuhan dunia, yakni Asia, dan di salah satu jalur perdangan utama dunia, dimana jumlah konsumen kelas menengah akan naik drastis. Konsumen kelas menengah ini adalah mereka yang berpenghasilan per tahun di atas US $ 3600, yang mulai ingin memenuhi kebutuhan kebutuhan sekundernya, dan ini bisa menjadi konsumen dari produk-produk buatan indonesia , maupun hasil alam negeri ini.
Di Indonesia sendiri, saat ini ada sekitar 45 juta orang yang berada di jenjang ekonomi kelas menengah, dan diperkirakan pada 2030 akan bertambah menjadi 135 juta jiwa, sebuah jumlah yang sangat besar, lebih besar dari jumlah seluruh penduduk Malaysia, Singapura, Brunei dan Thailand digabung. Indonesia secara demografi juga sangat diuntungkan dengan sangat melimpahnya penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai sekitar 70%.
Bahkan diperkirakan dengan jumlah penduduk 45% dari keseluruhan penduduk ASEAN, Ekonomi Indonesia sudah melahap 60-70% ekonomi ASEAN pada 2030 sedangkan 30-40% sisanya dibagi 9 negara-negara ASEAN lainnya, masih jauh berlipat diatas Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina (saat ini 50-55% ekonomi ASEAN ada di Indonesia). Dengan kekuatan ekonomi ini kekuatan dan pengaruh politik serta militer Indonesia akan ikut naik secara signifikan.
Menurut MGI, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia lebih tinggi dari negara manapun di luar China dan India. Di ranah ASEAN, Income per kapita Indonesia akan melewati Thailand di 2018, dan melewati Malaysia di 2025 dan bisa sejajar dengan Singapore di 2040.
Pesan terbesar dari laporan McKinsey Global Institute adalah prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030, menyusul China, AS, India, Jepang, Brazil dan Rusia. Kita tidak melihat negara-negara besar di Eropa anggota G-8, kemana mereka? Inggris, Prancis, dan bahkan Jerman akan disalip oleh Indonesia.
Mungkin akan ada yang geleng-geleng sambil tersenyum sinis mendengar Indonesia akan menyalip mereka, tapi perlu diingat bahwa saat ini, ekonomi Indonesia (yang dihitung dengan Gross Domestic Product (GDP)/ Produk Domestik Bruto (PDB) sudah melewati GDP Belanda dan sebentar lagi menyalip Spanyol, sesuatu yang dulu tak terbayangkan. Artinya, dengan situasi ceteris paribus dimana ekonomi RI akan tetap tumbuh di kisaran 6-7 % per tahun, dan negara-negara Eropa dan Ameika Utara 0-3%, sangat logis kalau suatu saat, Indonesia akan mampu melewati mereka, dan menurut McKinsey itu terjadi sebelum 2030.
Kalimat Argumentasi :
1.      Chairman MGI Raoul Oberman mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat spektakuler dalam beberapa tahun terakhir, namun sayangnya kurang terdengar dan terapresiasi.
2.       Bahkan diperkirakan dengan jumlah penduduk 45% dari keseluruhan penduduk ASEAN, Ekonomi Indonesia sudah melahap 60-70% ekonomi ASEAN pada 2030 sedangkan 30-40% sisanya dibagi 9 negara-negara ASEAN lainnya, masih jauh berlipat diatas Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina (saat ini 50-55% ekonomi ASEAN ada di Indonesia).
3.       Menurut MGI, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia lebih tinggi dari negara manapun di luar China dan India.
4.      Di ranah ASEAN, Income per kapita Indonesia akan melewati Thailand di 2018, dan melewati Malaysia di 2025 dan bisa sejajar dengan Singapore di 2040.
5.       Pesan terbesar dari laporan McKinsey Global Institute adalah prediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada 2030, menyusul China, AS, India, Jepang, Brazil dan Rusia.
Kalimat Penalaran :
1.       Tahun 90′an awal, Asia mengalami booming dimana ekonomi tumbuh pesat, diiringi dengan transisi negara-negara yang (semula) agraris menjadi negara industry
2.       Kemudian muncul istilah untuk negara-negara yang newly-industrialized tersebut dengan sebutan “The Asian Tigers”, Para Macan Asia.
3.       Indonesia diuntungkan dengan posisi geografisnya yang berada di jantung pertumbuhan dunia, yakni Asia, dan di salah satu jalur perdangan utama dunia, dimana jumlah konsumen kelas menengah akan naik drastis.
4.      Konsumen kelas menengah ini adalah mereka yang berpenghasilan per tahun di atas US $ 3600, yang mulai ingin memenuhi kebutuhan kebutuhan sekundernya, dan ini bisa menjadi konsumen dari produk-produk buatan indonesia , maupun hasil alam negeri ini.
5.      Singapura, Brunei dan Thailand digabung. Indonesia secara demografi juga sangat diuntungkan dengan sangat melimpahnya penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai sekitar 70%.