Haiiiii guys gue mau cerita nih seputar pengalaman gue masuk
ke museum 3D. hemmm….pasti pada penasaran kan museum 3D itu ada dimana? Okee,
gue akan mulai cerita yaa. Jadi gini pada hari kamis tepatnya tgl 22 Oktober
2015 gue bersama 12 temen gue dapet
undangan dari Alive Museum. Udah ada yang tau belum Alive Museum itu apa? Alive
museum itu adalah museum 3D pertama yang ada di Indonesia lohhhh, awalnya
museum ini Cuma ada di Korea dan kini hadir di Indonesia tepatnya ada di Ancol
Beach City Mall lantai 3. Alive museum ini berbeda dengan museum yang biasa
kita kunjungi pada umumnya, biasanya kan museum identik dengan peninggalan
sejarah dan barang-barang kuno, tapi guys di alive museum kita bisa menikmati
indahnya lukisan dengan berbgai macam
bentuk. Lukisan dibuat dengan ide-ide super kreatif dan kalian bisa dengan
bebas berfoto ria dengan lukisan yang ada dengan berbagai macam gaya dan kreasi
kalian. Bukan cuma itu guys, alive museum ini di bangun disebuah ruangan yang cukup besar dan memiliki pencahayaan yang
sangat baik. Jadi pasti dijamin deh kalo kalian foto di Alive museum hasilnya
pasti bagus dan gak akan buram. Nah jadi pas banget kan Alive Museum ini cocok
buat kalian yang suka art, suka difoto, suka photography dan suka games, kalian
pasti gak mau pulang kalo udah di museum ini. Untuk harga tiket masuk Alive museum ini
sangat terjangkau banget guys dan akses untuk ke museum ini juga sangat mudah,
kalian bisa naik kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi juga boleh. Oiya bakal ada diskon 50% loh guys buat kalian
yang udah follow akun sosmednya (instagram @alivemuseum_ancol, twitter
@Alivemuseum_ACL, facebook @AlivemuseumaAncol) untuk info lebih lanjut langsung
liat aja ya di akun sosmednya . Yukkkk ajak keluarga, teman, sahabat, pacar,
selir juga boleh (hihi).
Minggu, 25 Oktober 2015
Selasa, 30 Juni 2015
DESKRIPSI TAHAPAN INDONESIA DALAM MENGADOPSI IFRS
DESKRIPSI TAHAPAN INDONESIA DALAM MENGADOPSI IFRS
International
Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan
standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB). Tujuan dari dibuatnya standar akuntansi internasional
ini adalah untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan suatu standar akuntansi
yang dapat dimengerti, diterapkan, dan di terima secara global atau
internasional. Dengan adanya standar internasional ini, diharapkan dalam
penyusunan dan pelaporan akuntansi keuangan perusahaan memiliki kualitas yang
tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan secara internasional. Standar
akuntansi internasional ini disusun oleh 4 organisasi utama dunia, yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
Dengan
tujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap negara,
serta merintis adanya standar akuntansi yang umum, IAS diterbitkan sejak tahun
1974 setelah terbentuknya IASC (International Accounting Standard Committee)
pada tahun sebelumnya. IFRS saat ini diterbitkan dan dikelola oleh IASB, sebuah
dewan standar independen yang berbasis di London. IASB didahului oleh IASC,yang
didirikan pada tahun 1973 sebagai hasil dari keterlibatan badan-badan akuntansi
dari berbagai negara. Badan-badan ini merupakan dewan IASC pada saat itu,
mereka merupakan bagian dari International Federation of Accountans (IFAC)
sebagai organisasi induk IASC.
Setelah kita
mengetahui tentang kata IFRS dan Konvergensi maka kita bisa mendapatkan jawaban
apa alas an perlunya konvergensi ke IFRS, mungkin salah satu alasannya IFRS
memiliki keunggulan yang cocok bila dikonvergensi di Indonesia, Pengertian
konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah
penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat
yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus
mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs
sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial
Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan
rule base.
Tujuan akhir dari
konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi
sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi IFRS itu
sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah dilakukan
di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.
Sistem kepengurusan
perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris (dual
board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa setelah tanggal
neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun
2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Indonesia akan
mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk
konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big
bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan
tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada
gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan
oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Sasaran Konvergensi
IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012, Konvergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari
konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Dalam melakukan konvergensi IFRS,
terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual
strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara –negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy , adopsi IFRS dilakukan secara bertahap.
Strategi ini digunakan oleh negara – Negara berkembang seperti Indonesia.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi
aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang
diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam
tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang
diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK
berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012),
berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa
laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas.
1. Transparan bagi para pengguna dan
dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai
untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
International Financial Reporting
Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat
kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif
internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan
didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu
di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap
IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh
entitas. Secara keseluruhan IFRS mencakup: International Financial Reporting
Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. International
Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001. Interpretations yang
diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.
Susunan IFRS meliputi :
1. Penyajian laporan keuangan
2. Pengakuan pendapatan
3. Biaya penggajian
4. Biaya pinjaman
5. Pajak penghasilan
6. Investasi pada perusahaan asosiasi
7. Persediaan
8. Aktiva tetap
9. Aktiva tidak berwujud
10. Sewa
11. Pensiun
12. Penggabungan usaha
13. Kurs valuta asing
14. Operasi segmen
15. Kejadian setelah tanggal neraca
Manfaat
Penerapan IFRS
Meningkatkan kualitas standar
akuntansi keuangan (SAK) Mengurangi biaya SAKMeningkatkan kredibilitas
pelaporan keuangan Meningkatkan komparabilitas pelaporan Keuangan Meningkatkan
transparansi keuangan Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun
dana melalui pasar modal Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan.
Konsep Pokok IFRS :
1. Tanggal pelaporan (reporting date)
adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS(sebagai contoh 31
Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date)
adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya
(sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait
dengan hal-hal berikut:
·
Penggabungan
usaha sebelum tanggal transisi
·
Nilai
wajar jumlah penilaiankembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih
Adapun
dampak konvergensi IFRS terhadap bidang pendidikan, antara lain:
1. Perubahan mind stream dari rule-based
ke principle-based.
2. Banyak menggunakan professional
judgement.
3. Banyak menggunakan fair value
accounting.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang
digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain.
5. Semakin meningkatnya ketergantungan
ke profesi lain.
6. Perubahan text-book dari US
GAAP ke IFRS.
Sementara
itu, dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis adalah sebagai berikut:
1.
Akses
ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2.
Relevansi
laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.
Disisi
lain, kinerja keuangan (laporan laba-rugi) akan lebih fluktuatif apabila
harga-harga fluktuatif.
4.
Smoothing
income menjadi semakin
sulit dengan menggunakan balance sheet approach dan fair value.
5.
Principle-based standards mungkin
menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni apabila
penggunaan professional judgement ditumpangi dengan kepentingan untuk
mengatur laba (earning management).
6.
Penggunaan off balance sheet semakin
terbatas.
Sumber :
DESKRIPSI TAHAPAN INDONESIA DALAM MENGADOPSI IFRS
DESKRIPSI TAHAPAN INDONESIA DALAM MENGADOPSI IFRS
International
Financial Reporting Standards (IFRS) merupakan
standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International
Accounting Standard Board (IASB). Tujuan dari dibuatnya standar akuntansi internasional
ini adalah untuk mengembangkan dan mendorong penggunaan suatu standar akuntansi
yang dapat dimengerti, diterapkan, dan di terima secara global atau
internasional. Dengan adanya standar internasional ini, diharapkan dalam
penyusunan dan pelaporan akuntansi keuangan perusahaan memiliki kualitas yang
tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan secara internasional. Standar
akuntansi internasional ini disusun oleh 4 organisasi utama dunia, yaitu Badan
Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC),
Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC) dan Federasi Akuntansi
Internasional (IFAC).
Dengan
tujuan menyelesaikan dan mendamaikan perbedaan akuntansi di setiap negara,
serta merintis adanya standar akuntansi yang umum, IAS diterbitkan sejak tahun
1974 setelah terbentuknya IASC (International Accounting Standard Committee)
pada tahun sebelumnya. IFRS saat ini diterbitkan dan dikelola oleh IASB, sebuah
dewan standar independen yang berbasis di London. IASB didahului oleh IASC,yang
didirikan pada tahun 1973 sebagai hasil dari keterlibatan badan-badan akuntansi
dari berbagai negara. Badan-badan ini merupakan dewan IASC pada saat itu,
mereka merupakan bagian dari International Federation of Accountans (IFAC)
sebagai organisasi induk IASC.
Setelah kita
mengetahui tentang kata IFRS dan Konvergensi maka kita bisa mendapatkan jawaban
apa alas an perlunya konvergensi ke IFRS, mungkin salah satu alasannya IFRS
memiliki keunggulan yang cocok bila dikonvergensi di Indonesia, Pengertian
konvergensi IFRS yang digunakan merupakan awal untuk memahami apakah
penyimpangan dari PSAK harus diatur dalam standar akuntansi keuangan. Pendapat
yang memahami konvergensi IFRS adalah full adoption menyatakan Indonesia harus
mengadopsi penuh seluruh ketentuan dalam IFRS, termasuk penyimpangan dari IFRSs
sebagaimana yang diatur dalam IAS 1 (2009): Presentation of Financial
Statements paragraf 19-24. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan
rule base.
Tujuan akhir dari
konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya modifikasi
sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi IFRS itu
sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah dilakukan
di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption.
Sistem kepengurusan
perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris (dual
board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa setelah tanggal
neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) – Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI) sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun
2012. IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base.
Indonesia akan
mengadopsi IFRS secara penuh pada 2012, Strategi adopsi yang dilakukan untuk
konvergensi ada dua macam, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big
bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan – tahapan
tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara – negara maju. Sedangkan pada
gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan
oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Sasaran Konvergensi
IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012, Konvergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari
konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparansi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efisiensi penyusunan
laporan keuangan.
Dalam melakukan konvergensi IFRS,
terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual
strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui
tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara –negara maju.
Sedangkan pada gradual strategy , adopsi IFRS dilakukan secara bertahap.
Strategi ini digunakan oleh negara – Negara berkembang seperti Indonesia.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1. Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi
aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang
diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2. Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam
tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang
diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK
berbasis IFRS.
3. Tahap Implementasi (2012),
berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian
dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa
laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode
yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas.
1. Transparan bagi para pengguna dan
dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2. Menyediakan titik awal yang memadai
untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang
tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
International Financial Reporting
Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar
akuntansi keuangan di Indonesia karena IFRS merupakan standar yang sangat
kokoh. Penyusunannya didukung oleh para ahli dan dewan konsultatif
internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan
didukung dengan masukan literatur dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu
di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya program konvergensi terhadap
IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar yang dikeluarkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan IAI akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh
entitas. Secara keseluruhan IFRS mencakup: International Financial Reporting
Standard (IFRS).Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001. International
Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting
Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001. Interpretations yang
diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.
Susunan IFRS meliputi :
1. Penyajian laporan keuangan
2. Pengakuan pendapatan
3. Biaya penggajian
4. Biaya pinjaman
5. Pajak penghasilan
6. Investasi pada perusahaan asosiasi
7. Persediaan
8. Aktiva tetap
9. Aktiva tidak berwujud
10. Sewa
11. Pensiun
12. Penggabungan usaha
13. Kurs valuta asing
14. Operasi segmen
15. Kejadian setelah tanggal neraca
Manfaat
Penerapan IFRS
Meningkatkan kualitas standar
akuntansi keuangan (SAK) Mengurangi biaya SAKMeningkatkan kredibilitas
pelaporan keuangan Meningkatkan komparabilitas pelaporan Keuangan Meningkatkan
transparansi keuangan Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun
dana melalui pasar modal Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan.
Konsep Pokok IFRS :
1. Tanggal pelaporan (reporting date)
adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit
menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS(sebagai contoh 31
Desember 2006).
2. Tanggal transisi (transition date)
adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya
(sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006).
Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait
dengan hal-hal berikut:
·
Penggabungan
usaha sebelum tanggal transisi
·
Nilai
wajar jumlah penilaiankembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih
Adapun
dampak konvergensi IFRS terhadap bidang pendidikan, antara lain:
1. Perubahan mind stream dari rule-based
ke principle-based.
2. Banyak menggunakan professional
judgement.
3. Banyak menggunakan fair value
accounting.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang
digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain.
5. Semakin meningkatnya ketergantungan
ke profesi lain.
6. Perubahan text-book dari US
GAAP ke IFRS.
Sementara
itu, dampak konvergensi IFRS terhadap bisnis adalah sebagai berikut:
1.
Akses
ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan
lebih mudah dikomunikasikan ke investor global.
2.
Relevansi
laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
3.
Disisi
lain, kinerja keuangan (laporan laba-rugi) akan lebih fluktuatif apabila
harga-harga fluktuatif.
4.
Smoothing
income menjadi semakin
sulit dengan menggunakan balance sheet approach dan fair value.
5.
Principle-based standards mungkin
menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni apabila
penggunaan professional judgement ditumpangi dengan kepentingan untuk
mengatur laba (earning management).
6.
Penggunaan off balance sheet semakin
terbatas.
Sumber :
Langganan:
Postingan (Atom)