SEJARAH STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan
praktek akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek
yang berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan
orang dengan kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu
lembaga yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan kata lain,
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah buku petunjuk bagi pelaku
akuntansi yang berisi pedoman tentang segala hal yang ada hubungannya dengan
akuntansi.
Adanya perubahan
lingkungan global yang semakin menyatukan hampir seluruh negara di dunia dalam
komunitas tunggal, yang dijembatani perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi yang semakin murah, menuntut adanya transparansi di segala bidang.
Standar akuntansi keuangan yang berkualitas merupakan salah satu prasarana
penting untuk mewujudkan transparasi tersebut. Standar akuntansi keuangan dapat
diibaratkan sebagai sebuah cermin, di mana cermin yang baik akan mampu
menggambarkan kondisi praktis bisnis yang sebenarnya. Oleh karena itu,
pengembangan standar akuntansi keuangan yang baik, sangat relevan dan mutlak
diperlukan pada masa sekarang ini.
Terkait hal
tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi akuntansi di
Indonesia selalu tanggap terhadap perkembangan yang terjadi, khususnya dalam
hal-hal yang memengaruhi dunia usaha dan profesi akuntan. Sejarah
akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di
negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di
masyarakat Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem
pencatatan pelaporan tersendiri. Misalnya saja pada jaman keemasan Sriwijaya,
Majapahit, Mataram. Zaman tersebut pasti memiliki sistem akuntansi tersendiri.
Sayangnya sejauh ini penelitian mengenai hal ini masih belum dilakukan. Namun,
Sukoharsono (1997) menilai akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab
yang melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara. Berikut adalah
perkembangan standar akuntansi Indonesia dimulai sejak zaman Belanda sampai
dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS:
1. Zaman
Penjajahan Belanda
Pada era penjajahan
Belanda, sekitar pada tahun 1642, jejak yang bisa dengan jelas bisa dikatakan
berkaitan dengan praktek akuntansi di Indonesia bisa ditemukan sekitar pada
tahun 1747 ketika praktek pembukuan yang dijalankan oleh Amphioen Sociteyt yang
berkedudukan pusat di Jakarta. Dalam Era penjajahan Belanda mengenalkan sebuah
sistem double entry bookeeping (sistem pembukuan berpasangan) sebagaimana
praktek yang bangun oleh Luca Pacioli. VOC merupakan
perusahaan dagang (organisasi komersial) pertama milik belanda yang pada masa
penjajahan di indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam dunia bisnis
Indonesia pada waktu itu. sejarah perkembangan akuntansi di indonesia awalnya
menganut pada sistem kontinental seperti sistem yang dipakai oleh Belanda. Sebenarnya,
sistem kontinental atau yang bisa juga disebut pembukuan tidaklah sama dengan
akuntansi.
2.
Pada
tahun 1945-1955
Pada tahun 1947
hanya ada satu orang akuntan yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari
(Soermarso 1995). Praktik akuntansi model Belanda masih digunakan selama era
setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan pelatihan akuntansi masih
didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi atas perusahaan
yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia pada
tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus
1997). Atas dasar nasionalisasi dan kelangkaan akuntan, Indonesia pada akhirnya
berpaling ke praktik akuntansi model Amerika. Namun demikian, pada era ini
praktik akuntansi model Amerika mampu berbaur dengan akuntansi model Belanda,
terutama yang terjadi di lembaga pemerintah. Makin meningkatnya jumlah
institusi pendidikan tinggi yang menawarkan pendidikan akuntansi-seperti
pembukaan jurusan akuntansi di Universitas Indonesia 1952, Institute Ilmu
Keuangan (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara-STAN) 1990, Univesitas Padjajaran
1961, Universitas Sumatera Utara 1962, Universitas Airlangga 1962 dan
Universitas Gadjah Mada 1964 (Soermarso 1995)-telah mendorong pergantian
praktik akuntansi model Belanda dengan model Amerika pada tahun 1960 (ADB
2003). Salah seorang dosen akuntansi senior Indonesia Dr. S. Hadibroto telah
menulis disertasi tentang dua sistem ini dengan judul yang sudah diterjemahkan
: Studi Perbandingan antara Akuntansi Amerika dan Belanda dan Pengaruhnya
terhadap Profesi di Indonesia. Pada kesimpulan disertasinya beliau
menyarankan agar Indonesia lebih baik memilih sistem akuntansi Amerika
dibandingkan dengan sistem akuntansi Belanda.
3.
Pada
tahun 1974
Menjelang diaktifkannya
pasar modal di Indonesia pada tahun 1973. Pada masa itu merupakan pertama
kalinya IAI berhasil melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansiyang
berlaku di Indonesia dalam suatu buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).” pada
tahun 1973.
4.
Pada
tahun 1984
Tahun 1984. Pada masa
itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian
mengkondifikasikannya dalam buku ”Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan
tujuan untuk menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
5.
Pada
akhir tahun 1984
Selanjutnya pada akhir
tahun 1984 Standar Akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang bersumber dari
IASC (International Accounting Standart Committee)
6.
Pada
tahun 1994
Pada tahun 1994 terjadi
perubahan kiblat dari US GAAP ke IFRS , hal ini ditunjukkan sejak tahun 1994
telah terjadi kebijakan dari komite standar akuntansi keuangan untuk Tahun1994,
telah menjadi kebijakan dari Komite Standar Akuntansi Keuangan untuk
menggunakan International Accounting Standards sebagai dasar untuk
membangun standar akuntansi keuangan Indonesia. Dan pada tahun 1995, IAI
melakukan revisi besar untuk menerapkan standar-standar akuntansi baru, yang
kebanyakan konsisten dengan IAS. Beberapa standar diadopsi dari US GAAP dan
lainnya dibuat sendiri.setelah berlangsung selama 10 tahun IAI kembali
melakukan revisi total terhadap PAI 1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku
”Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober 1994.” IAI mengadopsi
pernyataan International Accounting Standard Committee (IASC)
sebagai dasar acuan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia,
kemudian menerbitkan dua buah buku yaitu Standar Akuntansi Keuangan–Oktober
1994, Buku 1 dan Buku 2.
7.
Pada
tahun 2008
Sebagai tindak lanjut dari komitmen
yang dibuat para Kepala Negara di London pada 2008, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan-Ikatan Akuntansi Indonesia (DSAK- IAI) telah memulai program
konvergensi standar akuntansi keuangan Indonesia menuju Internasional Financial
Reporting Standard (IFRS) yang dikeluarkan oleh Internasional Accounting
Standar Board (IASB). Program Konvergensi tersebut telah berlangsung secara
bertahap dan pada akhir 2012, seluruh pernyataan standar akuntansi keuangan
Indonesia (PSAK) yang jumlahnya lebih dari 60 PSAK telah selesai dilakukan
penyesuaian dengan mengadopsi IFRS. Saat ini IFRS telah diterapkan di lebih 100
negara di dunia yang meliputi seluruh negara dikawasan Eropa dan sejumlah besar
negara di kawasan Asia Pasifik, seperti Australia, Malaysia, Singapura,
Hongkong, Turki, dan sebagainya. Tren ini akan terus diikuti oleh negara-negara
lain termasuk Amerika Serikat yang juga sedang menyiapkan konvergensi IFRS
secara bertahap. Sampai
dengan 2008 jumlah IFRS yang diadopsi baru 10 standar. Di Indoesia PSAK akan
dikonvergensi secara penuh ke dalam IFRS melalui tiga tahapan, yaitu tahap
adopsi, tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Berikut adalah gambaran
ketiga tahap tersebut. Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011 meliputi
aktivitas adopsi seluruh IFRS ke PSAK, persiapan infrastruktur, evaluasi
terhadap PSAK yang berlaku. Pada 2009 proses adopsi IFRS/ IAS mencakup :
- IFRS 2 Share-based payment
- IFRS 3 Business combination
- IFRS 4 Insurance contracts
- IFRS 5 Non-current assets held for sale and discontinued operations
- IFRS 6 Exploration for and evaluation of mineral resources
- IFRS 7 Financial instruments: disclosures
- IFRS 8 Segment reporting
- IAS 1 Presentation of financial statements
- IAS 8 Accounting policies, changes in accounting estimates
- IAS 12 Income taxes
- IAS 21 The effects of changes in foreign exchange rates
- IAS 26 Accounting and reporting by retirement benefit plans
- IAS 27 Consolidated and separate financial statements
- IAS 28 Investments in associates
- IAS 31 Interests in joint ventures
- IAS 36 Impairment of assets
- IAS 37 Provisions, contingent liabilities and contingent assets
- IAS 38 Intangible assets
Pada
2010 adopsi IFRS/ IAS mencakup :
- IFRS 7 Statement of Cash Flows
- IFRS20 Accounting for Government Grants and Disclosure of Government Assistance
- IFRS24 Related Party Disclosures
- IFRS29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
- IFRS33 Earnings per Share
- IFRS34 Interim Financial Reporting
- IFRS41 Agriculture
8.
Pada
tahun 2012
Tujuan
akhir dari konvergensi IFRS adalah PSAK sama dengan IFRS tanpa adanya
modifikasi sedikitpun. Di sisi lain, tanpa perlu mendefinisikan konvergensi
IFRS itu sendiri, berdasarkan pengalaman konvergensi beberapa IFRS yang sudah
dilakukan di Indonesia tidak dilakukan secara full adoption. Sistem pengurusan
perusahaan di Indonesia yang memiliki dewan direksi dan dewan komisaris (dual
board system) berpengaruh terhadap penentuan kapan peristiwa setelah tanggal
neraca, sebagai contoh lain dari perbedaan antara PSAK dengan IFRS. Indonesia
melalui Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
sedang melakukan proses konvergensi IFRS dengan target penyelesaian tahun 2012.
IFRS menekankan pada principle base dibandingkan rule base. Indonesia telah mengadopsi IFRS secara penuh
pada 2012, strategi adopsi yang dilakukan untuk konvergensi ada dua macam,
yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi
penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini
digunakan oleh negara-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS
dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara-negara berkembang
seperti Indonesia. Sasaran konvergensi IFRS tahun 2012, yaitu merevisi PSAK
agar secara material sesuai dengan IFRS
versi 1 Januari 2009 yang berlaku efektif tahun 2011/2012, Konvergensi IFRS di
Indonesia dilakukan secara bertahap. Adapun manfaat yang diperoleh dari
konvergensi IFRS adalah memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan
penggunaan SAK yang dikenal secara internasional, meningkatkan arus investasi
global melalui transparasi, menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund
raising melalui pasar modal secara global, menciptakan efesiensi penyusunan
laporan keuangan.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar