TUGAS : ANALISIS JURNAL “Sistem Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Fraud Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Pada Kabupaten Bangkalan”
Ringkasan
Jurnal
Judul :
Sistem Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Fraud Pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pada Kabupaten Bangkalan
Penulis :
Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri Ahmad Kurniawan
Universitas :
Universitas Trunojoyo Madura
No.Jurnal : Jurnal JAFFA
Vol. 01 No. 1 April 2013
Abstrak
The purpose of this research is to
analyze the implementation of internal control system toward
fraud prevention in
local government Institution
(Satuan KerjaPerangkat Daerah/SKPD).
The data of
this research were
collected by using questionnaires to the
chairman of local government Institution
(SKPD).
The sampling method used simple
random sampling. The
data had been
analyzed to test
the hypothesis using the Multiple Linier Regression Analysis. The result
of this research
showed that the
control environment, risk assessment, control activities, information
and communication, and
monitoring activities had significant influence to the prevention of
fraud both simultaneously and partially.
Keywords: Internal Control System,
Fraud.
Latar Belakang
Maraknya kasus
fraud yang terjadi di Indonesia
akhir-akhir ini, menjadi perhatian khusus pemerintah dan
masyarakat. Salah satu
upaya yang dapat
dilakukan oleh pemerintah
untuk mencegah fraud. di
antaranya adalah penerapan
sistem pengendalian intern
yang diharapkan dapat menunjang
pencegahan dan pemberantasan fraud.
Tuanakotta (2010: 159), mengatakan bahwa upaya mencegah fraud dimulai
dari penerapan sistem pengendalian intern yang efektif.Sistem pengendalian
yang buruk akan
memicu seseorang melakukan
perbuatan fraud dan melawan
hukum. Fraud dapat dilakukan oleh berbagai kalangan dan berbagai lapisan
sosial. Fraud tidak hanya
dilakukan oleh kalangan
ekonomi bawah saja,
tetapi juga dilakukan
oleh lapisan ekonomi atas.
Kasus suap yang
melibatkan Kepala Biro
Umum Setda Provinsi
Jambi yang melakukan manipulasi
tiket perjalanan dengan
tidak dilengkapi bukti
yang sah dan
tidak dapat dipertanggungjawabkan,
menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp 3,4 Miliyar (Jawa Pos
Group Online, Diakses
4 januari 2013).
Adanya kasus korupsi sektor
pemerintahanakan mengakibatkan kerugian keuangan negara. Hal ini
berakibat pada alokasi dana yang hilang dari berbagai pendapatan negara
terutama yang diperoleh dari pajak. Penerapan
sistem pengendalian intern
antar instansi pemerintah
berbeda-beda. Penerapan
tersebut harus disesuaikan
dengan visi, misi
dan ukuran organisasi
dari masingmasing entitas.
Instansi pemerintah yang
mendapatkan dana APBN atau APBD,
harus menjalankan tugas untuk mencegah terjadinya fraud, sehingga
tanggung jawab keuangan negara dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Variabel
Penelitian
Variabel
penelitian ini adalah Sistem Pengendalian Intern (X),
Lingkungan Pengendalian (X1), Penaksiran Risiko (X2), Aktivitas Pengendalian
(X3), Informasi dan Komunikasi (X4) Pemantauan (X5), Pencegahan Fraud (Y).
Metodelogi
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian
kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antar variabel dengan
menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan sendiri
peneliti melalui penyebaran
kuesioner pada pimpinan
instansi, bagian sekretariat
dan kepala bagian masing-masing
dinas. Data sekunder yang digunakan penelitian ini adalah
buku, modul atau edaran BPKP, publikasi pemerintah, internet dan jurnal
penelitian. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda. Sebelum
dilakukan pengujian dengan
analisis regresi berganda,
perlu dilakukan pengujian validitas, reliabilitas dan asusmsi
klasik. Selain itu dilakukan juga pengujian
simultan pada penelitian
meliputi lima variabel
bebas yaitu lingkungan pengendalian, penafsiran
risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi,
dan pemantauan) terhadap variabel terikat (pencegahan fraud) dalam
menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan. Pengujian ini
dilakukan untuk menentukan
signifikan atau tidak
signifikan setiap nilai koefisien regresi
(b1 dan b2)
secara parsial terhadap
variabel terikat (Y).
Pengujian dilakukan dengan
menggunakan significance level 0,05 (α=5%).
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Hasil Uji Validitas
Hasil
penelitian dari uji
validitas ini terbukti
bahwa variabel lingkungan
pengendaian (X1), penaksiran risiko
(X2), kegiatan pengendalian
(X3), informasi dan
komunikasi (X4), dan pemantauan (X5) memiliki rhitung lebih besar dari r tabel, maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
valid).
Hasil Uji Reabilitas
Berdasarkan
hasil output SPSS
versi 16 dapat
diketahui bahwa pertanyaan
atau pernyataan dapat diandalkan
atau reliabel dari masing-masing variabel. Sebab nilai Cronbach’s apha variabel independen dan
variabel dependen adalah sebesar 0,60.
Hasil Uji Asumsi Klasik
·
Hasil Uji Mutikolinearitas
Berdasarkan
hasil output SPSS versi 16
dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua variabel
independen tersebut tidak
terjadi mutikolinearitas karena memiliki VIF kurang dari 5, maka dapat
disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya multikolineariatas.
·
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil
pengolahan data dengan
menggunakan SPSS versi
16 dengan menggunakan uji grafik
plots, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu
pola tertentu, serta tersebar. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak
ditemukan adanya heteroskedastisitas.
·
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan hasil
output SPSS versi
16 yaitu hasil
normal probability plots
tersebut berdistribusi normal karena data riil (titik-titik) mengikuti
garis diagonal.
Hasil Model Regresi Berganda
Koefisien korelasi R sebesar 0,817 atau 81,7% yang
menunjukkan adanya korelasi atau hubungan
kuat antara variabel
lingkungan pengendalian (X1),
penaksiran risiko (X2),
kegiatan pengendalian (X3), informasi
dan komunikasi (X4),
dan pemantauan (X5)
terhadap pencegahan
Nilai
koefisien
determinasi
(R2) sebesar 0,668 menunjukkan bahwa 66,8 % pencegahan fraud
dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian (X1), penaksiran risiko (X2),
kegiatan pengendalian (X3), informasi dan komunikasi (X4), dan pemantauan (X5),
sedangkan sisanya yaitu 0,332 atau 33,2 % merupakan faktor lain diluar variabel
penelitian.
Hasil
Pengujian secara Simultan
Berdasarkan
hasil output SPSS
versi 16 dapat
diketahui hasil analisa
Uji F yang digunakan untuk pengujian secara bersama-sama
(simultan), untuk membuktikan bahwa terdapat
pengaruh
signifikan antara variabel
independan (lingkungan pengendalian,
penaksiran risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi,
dan pemantauan) terhadap
variabel pencegahan fraud. Hasil
penelitian membuktikan bahwa nilai signifikan F hitung adalah
0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 dan jika F hitung > F tabel, maka terima hipotesis. Hal ini
terbukti bahwa Fhitung sebesar 11,666
lebih besar dari F
table sebesar 2,544.
Hasil
Pengujian Secara Parsial
·
Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap
Pencegahan Fraud
Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa
lingkungan pengendalian (X1)
berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud
(Y). Hal ini dapat dilihat dengan
nilai koefisien regresi (B) sebesar
0,296 dan memiliki
nilai signifikansi sebesar
0,01 yang lebih
kecil dari α
= 0.05. Hasil penelitian ini
berarti bahwa setiap kenaikan 1
satuan variabel lingkungan pengendalian mampu menaikkan pencegahan fraud sebanyak 0,296. Hasil penelitian
ini sejalan dengan
penilitian Hermiyetti (2011)
yaitu lingkungan pengendalin
berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang secara parsial.
·
Pengaruh Penaksiran Risiko Terhadap Pencegahan
Fraud
Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa
penaksiran risiko (X2)
berpengaruh signifikan terhadap pencegahan
fraud (Y). Hal
ini dapat dilihat dengan nilai
koefisien regresi (B) sebesar 0,151 dan
memiliki nilai signifikansi
adalah sebesar 0,04
yang lebih kecil
dari α =
0.05. Hasil penelitian ini
berarti bahwa setiap kenaikan
1 satuan variabel
penaksiran risiko mampu menaikkan pencegahan fraud sebanyak 0,151. Hasil penelitian
ini sejalan dengan
yang dilakukan penilitian
Hermiyetti (2011) yaitu penaksiran risiko
berpengaruh terhadap pencegahan
fraud pengadaan barang
secara parsial.Penelitian ini
juga sejalan dengan pendapat
yang dikemukakan Arens
(2003) bahwa penaksiran risiko dibutuhkan oleh manajemen
sebagai bagian dari perancangan dan pengoperasian struktur pengendalian intern
untuk meminimalkan salah saji dan ketidakberesan.
·
Pengaruh Kegiatan Pengendalian Terhadap
Pencegahan Fraud
Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa
kegiatan pengendalian (X3)
berpengaruh signifikan terhadap pencegahan fraud
(Y). Hal ini dapat dilihat dengan
nilai koefisien regresi (B) sebesar 0,299 dan memiliki nilai signifikansi
adalah sebesar 0,04 yang lebih kecil dari α = 0.05. Hasil penelitian
ini berarti bahwa
setiap kenaikan 1
satuan variabel kegiatan
pengendalianmampu menaikkan pencegahan fraud sebanyak 0,299.Hasil penelitian
ini sejalan denganpenilitian Hermiyetti
(2011) yaitu kegiatan pengendalian berpengaruh
terhadap pencegahan fraud
pengadaan barang secara
parsial. Hal tersebut juga
sejalan dengan pendapat
Fess (2008) yang
menyatakan, prosedur (kegiatan) pengendalian diterapkan untuk
memberikan jaminan yang memadai bahwa sasaran bisnis akan dicapai termasuk
pencegahan penggelapan.
·
Pengaruh Informasi dan Komunikasi Terhadap
Pencegahan Fraud
Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa
informasi dan komunikasi
(X4) berpengaruh signifikan
terhadap pencegahan fraud (Y).
Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien regresi
(B) sebesar 0,293 dan
memiliki nilai signifikansi
adalah sebesar 0,05 yang sama
dengan nilai α =
0.05. Hasil penelitian ini berarti bahwa
setiap kenaikan 1 satuan variabel kegiatan
pengendalianmampu menaikkan pencegahan fraud sebanyak 0,293. Hasil penelitian
ini sejalan dengan
penilitian Hermiyetti (2011)
yaitu informasi dan komunikasi berpengaruh terhadap
pencegahan fraud pengadaan barang secara parsial.
·
Pengaruh Pemantauan Terhadap Pencegahan Fraud
Berdasarkan penelitian
bahwa pemantauan (X5)
berpengaruh lemah positif
terhadap pencegahan fraud (Y).
Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien regresi
(B) sebesar 0,145 dan memiliki nilai signifikansi adalah sebesar 0,37
yang lebih besar dari nilai α = 0.05. Hasil penelitian ini berarti
bahwa setiap kenaikan
1 satuan variabel
kegiatan pengendalian mampu
menaikkanpencegahan fraud sebanyak
0,145. Hasil penelitian
ini sejalan penelitian
Hermiyetti (2011) tentang
pemantauan berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang secara
parsial.
Analisis Jurnal
Berdasarkan penelitian diatas menunujukkan bahwa
lingkungan pengendalian, penaksiran
risiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, dan
pemantauan berpengaruh terhadap pencegahan
fraud baik secara simultan maupun
secara parsial. Selain itu, lima variable bebas yaitu Lingkungan Pengendalian
(X1), Penaksiran Risiko (X2), Aktivitas Pengendalian (X3), Informasi dan
Komunikasi (X4) Pemantauan (X5), memiliki pengaruh yang positif terhadap
variable terikat yaitu Pencegahan Fraud (Y). Hal tersebut berarti jika variable
bebas semakin naik atau meningkat maka pencegahan fraud (variable terikat) juga
ikut meningkat sehingga sangat baik digunakan untuk meminimalisasi kasus fraud
yang semakin sering terjadi di Indonesia. Sistem pengendalian intern yang baik
juga dibutuhkan sebagai upaya untuk mencegah tindakan fraud yang dapat saja
dilakukan oleh pihak intern maupun ektern suatu perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar