Selasa, 02 Desember 2014

ANALISIS JURNAL


TUGAS : ANALISIS JURNAL “Sistem Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Fraud Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Kabupaten Bangkalan”

Ringkasan Jurnal
Judul               : Sistem Pengendalian Intern Dalam Pencegahan Fraud Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pada Kabupaten Bangkalan
Penulis             : Chairun Nisak, Prasetyono, Fitri Ahmad Kurniawan
Universitas      : Universitas Trunojoyo Madura
No.Jurnal         : Jurnal JAFFA Vol. 01 No. 1 April 2013

Abstrak
The purpose of this research is to analyze the implementation of internal control system  toward  fraud  prevention  in  local  government  Institution  (Satuan  KerjaPerangkat  Daerah/SKPD).  The  data  of  this  research  were  collected  by  using questionnaires  to  the chairman of local government  Institution  (SKPD).  The sampling method  used  simple  random  sampling.  The  data  had  been  analyzed  to  test  the hypothesis using the Multiple Linier Regression Analysis. The  result  of  this  research  showed  that  the  control  environment,  risk assessment,  control activities,  information  and  communication,  and  monitoring activities had significant influence to the prevention of fraud both simultaneously and partially.
Keywords: Internal Control System, Fraud.

Latar Belakang
Maraknya kasus  fraud  yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini, menjadi perhatian khusus pemerintah  dan  masyarakat.  Salah  satu  upaya  yang  dapat  dilakukan  oleh  pemerintah  untuk mencegah  fraud.  di  antaranya  adalah  penerapan  sistem  pengendalian  intern  yang  diharapkan dapat menunjang pencegahan dan pemberantasan  fraud. Tuanakotta (2010:  159),  mengatakan bahwa upaya mencegah fraud dimulai dari penerapan sistem pengendalian intern yang efektif.Sistem  pengendalian  yang  buruk  akan  memicu  seseorang  melakukan  perbuatan  fraud dan melawan hukum. Fraud dapat dilakukan oleh berbagai kalangan dan berbagai lapisan sosial. Fraud  tidak  hanya  dilakukan  oleh  kalangan  ekonomi  bawah  saja,  tetapi  juga  dilakukan  oleh lapisan  ekonomi  atas.  Kasus  suap  yang  melibatkan  Kepala  Biro  Umum  Setda  Provinsi  Jambi yang  melakukan  manipulasi  tiket  perjalanan  dengan  tidak  dilengkapi  bukti  yang  sah  dan  tidak dapat dipertanggungjawabkan,  menyebabkan negara mengalami kerugian sebesar Rp 3,4 Miliyar (Jawa  Pos  Group  Online,  Diakses  4  januari  2013).  Adanya  kasus korupsi  sektor  pemerintahanakan mengakibatkan kerugian keuangan negara. Hal ini berakibat pada alokasi dana yang hilang dari berbagai pendapatan negara terutama yang diperoleh dari pajak. Penerapan  sistem  pengendalian  intern  antar  instansi  pemerintah  berbeda-beda. Penerapan  tersebut  harus  disesuaikan  dengan  visi,  misi  dan  ukuran  organisasi  dari  masingmasing  entitas.  Instansi  pemerintah  yang  mendapatkan  dana  APBN  atau  APBD,  harus menjalankan tugas untuk mencegah terjadinya fraud, sehingga tanggung jawab keuangan negara dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan.

Variabel Penelitian
Variabel  penelitian  ini  adalah Sistem Pengendalian Intern (X), Lingkungan Pengendalian (X1), Penaksiran Risiko (X2), Aktivitas Pengendalian (X3), Informasi dan Komunikasi (X4) Pemantauan (X5), Pencegahan Fraud (Y).

Metodelogi Penelitian
Penelitian  ini  merupakan  penelitian  kuantitatif  yang  bertujuan  untuk  mengetahui  ada tidaknya pengaruh antar variabel dengan menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan sendiri peneliti  melalui  penyebaran  kuesioner  pada  pimpinan  instansi,  bagian  sekretariat  dan  kepala bagian masing-masing dinas. Data sekunder  yang digunakan  penelitian ini  adalah  buku, modul atau edaran BPKP, publikasi pemerintah, internet dan jurnal penelitian. Teknik analisis  data yang digunakan dalam penelitian ini adalah  analisis regresi berganda. Sebelum  dilakukan  pengujian  dengan  analisis  regresi  berganda,  perlu  dilakukan  pengujian validitas, reliabilitas dan asusmsi klasik. Selain itu dilakukan juga pengujian  simultan  pada  penelitian  meliputi  lima  variabel  bebas  yaitu  lingkungan pengendalian,  penafsiran  risiko,  kegiatan  pengendalian,  informasi  dan  komunikasi,  dan pemantauan) terhadap variabel terikat (pencegahan fraud) dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan. Pengujian  ini  dilakukan  untuk  menentukan  signifikan  atau  tidak  signifikan  setiap  nilai koefisien  regresi  (b1  dan  b2)  secara  parsial  terhadap  variabel  terikat  (Y).  Pengujian  dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Uji Validitas
Hasil  penelitian  dari  uji  validitas  ini  terbukti  bahwa  variabel  lingkungan  pengendaian  (X1), penaksiran  risiko  (X2),  kegiatan  pengendalian  (X3),   informasi  dan  komunikasi  (X4),  dan pemantauan (X5) memiliki rhitung  lebih besar dari r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

Hasil Uji Reabilitas
Berdasarkan  hasil  output  SPSS  versi  16  dapat  diketahui  bahwa  pertanyaan  atau pernyataan  dapat diandalkan atau reliabel  dari  masing-masing variabel. Sebab nilai  Cronbach’s apha variabel independen dan variabel dependen adalah sebesar 0,60.

Hasil Uji Asumsi Klasik
·         Hasil Uji Mutikolinearitas
Berdasarkan hasil output  SPSS  versi 16  dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua  variabel  independen  tersebut  tidak  terjadi  mutikolinearitas  karena memiliki VIF kurang dari 5, maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya multikolineariatas.
·         Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan  hasil  pengolahan  data  dengan  menggunakan  SPSS  versi  16  dengan menggunakan uji grafik plots, dapat dilihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar. Hal ini berarti bahwa model regresi tidak ditemukan adanya heteroskedastisitas.
·         Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan  hasil  output  SPSS  versi  16  yaitu  hasil  normal  probability  plots  tersebut berdistribusi normal karena data riil (titik-titik) mengikuti garis diagonal.



Hasil Model Regresi Berganda
Koefisien korelasi R sebesar 0,817 atau 81,7% yang menunjukkan adanya korelasi atau hubungan  kuat  antara  variabel  lingkungan  pengendalian  (X1),  penaksiran  risiko  (X2),  kegiatan pengendalian  (X3),  informasi  dan  komunikasi  (X4),  dan  pemantauan  (X5)  terhadap  pencegahan

Nilai  koefisien
determinasi  (R2) sebesar 0,668 menunjukkan bahwa 66,8 % pencegahan  fraud  dipengaruhi oleh lingkungan pengendalian (X1), penaksiran risiko (X2), kegiatan pengendalian (X3), informasi dan komunikasi (X4), dan pemantauan (X5), sedangkan sisanya yaitu 0,332 atau 33,2 % merupakan faktor lain diluar variabel penelitian.

Hasil Pengujian secara Simultan
Berdasarkan  hasil  output  SPSS  versi  16  dapat  diketahui  hasil  analisa  Uji  F  yang digunakan untuk pengujian secara bersama-sama (simultan), untuk membuktikan bahwa terdapat
pengaruh  signifikan  antara  variabel  independan  (lingkungan  pengendalian,  penaksiran  risiko, kegiatan  pengendalian,  informasi  dan  komunikasi,  dan  pemantauan)  terhadap  variabel pencegahan fraud. Hasil  penelitian membuktikan bahwa nilai signifikan F hitung  adalah  0,000 yang lebih kecil dari alpha 0,05 dan jika F hitung  > F tabel, maka terima hipotesis. Hal ini terbukti bahwa Fhitung sebesar 11,666   lebih  besar  dari  F table sebesar  2,544. 

Hasil Pengujian Secara Parsial
·         Pengaruh Lingkungan Pengendalian Terhadap Pencegahan Fraud
Hasil  penelitian  ini  membuktikan  bahwa  lingkungan  pengendalian  (X1)  berpengaruh signifikan terhadap pencegahan  fraud  (Y).  Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien  regresi  (B) sebesar  0,296  dan  memiliki  nilai  signifikansi  sebesar  0,01  yang  lebih  kecil  dari  α  =  0.05.  Hasil penelitian  ini  berarti  bahwa setiap kenaikan 1 satuan variabel lingkungan pengendalian mampu menaikkan pencegahan fraud  sebanyak 0,296. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penilitian  Hermiyetti  (2011)  yaitu  lingkungan pengendalin berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang secara parsial.

·         Pengaruh Penaksiran Risiko Terhadap Pencegahan Fraud
Hasil  penelitian  ini  membuktikan    bahwa  penaksiran  risiko  (X2)  berpengaruh  signifikan terhadap  pencegahan  fraud  (Y).  Hal  ini dapat dilihat  dengan nilai koefisien  regresi  (B) sebesar 0,151  dan   memiliki  nilai  signifikansi  adalah  sebesar  0,04  yang  lebih  kecil  dari  α  =  0.05.  Hasil penelitian  ini  berarti  bahwa  setiap  kenaikan  1  satuan  variabel  penaksiran  risiko  mampu menaikkan pencegahan fraud  sebanyak 0,151. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  yang  dilakukan  penilitian  Hermiyetti  (2011)  yaitu penaksiran  risiko  berpengaruh  terhadap  pencegahan  fraud  pengadaan  barang  secara  parsial.Penelitian ini juga  sejalan dengan  pendapat  yang dikemukakan  Arens (2003)  bahwa  penaksiran risiko dibutuhkan oleh manajemen sebagai bagian dari perancangan dan pengoperasian struktur pengendalian intern untuk meminimalkan salah saji dan ketidakberesan.
·         Pengaruh Kegiatan Pengendalian Terhadap Pencegahan Fraud
Hasil  penelitian  ini  membuktikan  bahwa  kegiatan  pengendalian  (X3)  berpengaruh signifikan terhadap pencegahan  fraud  (Y).  Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien  regresi  (B) sebesar 0,299 dan memiliki nilai  signifikansi  adalah sebesar 0,04 yang lebih kecil dari α = 0.05. Hasil  penelitian  ini  berarti  bahwa  setiap  kenaikan  1  satuan  variabel  kegiatan  pengendalianmampu menaikkan pencegahan fraud  sebanyak 0,299.Hasil  penelitian  ini  sejalan  denganpenilitian  Hermiyetti  (2011)  yaitu  kegiatan pengendalian  berpengaruh  terhadap  pencegahan  fraud  pengadaan  barang  secara  parsial.  Hal tersebut  juga  sejalan  dengan  pendapat   Fess  (2008)  yang  menyatakan,  prosedur  (kegiatan) pengendalian diterapkan untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa sasaran bisnis akan dicapai termasuk pencegahan penggelapan.
·         Pengaruh Informasi dan Komunikasi Terhadap Pencegahan Fraud
Hasil  penelitian  ini  membuktikan  bahwa  informasi  dan  komunikasi  (X4)  berpengaruh signifikan terhadap pencegahan  fraud  (Y).  Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien  regresi  (B) sebesar  0,293  dan  memiliki  nilai  signifikansi  adalah  sebesar  0,05  yang  sama  dengan  nilai  α  = 0.05.  Hasil penelitian ini berarti  bahwa  setiap kenaikan 1  satuan variabel  kegiatan  pengendalianmampu menaikkan pencegahan fraud  sebanyak 0,293. Hasil  penelitian  ini  sejalan  dengan  penilitian  Hermiyetti  (2011)  yaitu  informasi  dan komunikasi berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang secara parsial.
·         Pengaruh Pemantauan Terhadap Pencegahan Fraud
Berdasarkan  penelitian  bahwa  pemantauan  (X5)  berpengaruh  lemah  positif  terhadap pencegahan  fraud  (Y).  Hal ini dapat dilihat dengan nilai koefisien  regresi  (B) sebesar 0,145 dan memiliki nilai signifikansi adalah sebesar 0,37 yang lebih besar dari nilai α = 0.05. Hasil penelitian ini  berarti  bahwa  setiap  kenaikan  1  satuan  variabel  kegiatan  pengendalian  mampu  menaikkanpencegahan  fraud  sebanyak  0,145.  Hasil  penelitian  ini  sejalan  penelitian  Hermiyetti  (2011) tentang pemantauan berpengaruh terhadap pencegahan fraud pengadaan barang secara parsial.

Analisis Jurnal
Berdasarkan penelitian diatas menunujukkan bahwa lingkungan  pengendalian,  penaksiran  risiko,  aktivitas  pengendalian,  informasi  dan komunikasi, dan pemantauan berpengaruh terhadap pencegahan  fraud  baik secara simultan maupun secara parsial. Selain itu, lima variable bebas yaitu Lingkungan Pengendalian (X1), Penaksiran Risiko (X2), Aktivitas Pengendalian (X3), Informasi dan Komunikasi (X4) Pemantauan (X5), memiliki pengaruh yang positif terhadap variable terikat yaitu Pencegahan Fraud (Y). Hal tersebut berarti jika variable bebas semakin naik atau meningkat maka pencegahan fraud (variable terikat) juga ikut meningkat sehingga sangat baik digunakan untuk meminimalisasi kasus fraud yang semakin sering terjadi di Indonesia. Sistem pengendalian intern yang baik juga dibutuhkan sebagai upaya untuk mencegah tindakan fraud yang dapat saja dilakukan oleh pihak intern maupun ektern suatu perusahaan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar