Perdagangan antar negara
Perdagangan
Internasional adalah kegiatan tukar menukar
atau transaksi jual beli barang atau jasa antara suatu negara dengan negara
lain yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan negaranya dan mencari keuntungan.
Terjadinya perdagangan interbasional dikarenakan adanya perbedaan sumber daya
yang ada pada setiap daerah, sperti sumber daya alam, sumber daya manusia,
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, upah dan biaya produksi, dan
harga barang.
Peranan perdagangan luar
negeri bagi pembangunan ekonomi Indonesia
Perdagangan luar
negeri merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang melatar belakangi
perekonomian Indonesia saat ini. Selain perdagangan luar negeri, pertanian /
perkebunan juga merupakan kekuatan ekonomi. Masing-masing memiliki peran dalam
perekonomian Indonesia. Sektor
pertanian / perkebunan memiliki peran dalam penyediaan barang-barang untuk
diekspor sedangkan perdagangan luar
negeri yang mengekspor barang-barang tersebut ke luar negeri. Selain itu
perdagangan luar negeri juga memperkuat cadangan devisa negara. Saat ini
perdagangan luar negeri Indonesia masih dikuasai oleh ekspor dari sektor
pertanian dan perkebunan. Walaupun pernah mengalami kemunduran, tetapi
perdagangan lluar negeri masih bisa menciptakan surplus perdagangan luar negeri
dua setengah kali lebih besar dari tahun 2008.
Perdagangan luar negeri juga dapat lebih cepat bangkit dari krisis ekonomi global dibandingkan dengan pemulihan sektor industri yang ada di Indonesia. Perdagangan luar negeri sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Dan jika diperhatikan dan diurus dengan sebaik mungkin, perdagangan luar negeri bisa menjadi tulang punggung bahkan menjadi unggulan perekonomian Indonesia. Dan menurut saya, selagi perdagangan luar negeri masih sangat menguntungkan perekonomian Indonesia dan memperkuat cadangan devisa negara seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah sebaiknya bisa mengurus dan memperbaiki lagi system atau kinerja perdagangan luar negeri yang masih perlu diperbaiki. Serta mempertahankan apa yang telah dihasilkan dari kinerja perdagangan luar negeri, agar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia dapat lebih besar lagi.
Perdagangan luar negeri juga dapat lebih cepat bangkit dari krisis ekonomi global dibandingkan dengan pemulihan sektor industri yang ada di Indonesia. Perdagangan luar negeri sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Dan jika diperhatikan dan diurus dengan sebaik mungkin, perdagangan luar negeri bisa menjadi tulang punggung bahkan menjadi unggulan perekonomian Indonesia. Dan menurut saya, selagi perdagangan luar negeri masih sangat menguntungkan perekonomian Indonesia dan memperkuat cadangan devisa negara seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Pemerintah sebaiknya bisa mengurus dan memperbaiki lagi system atau kinerja perdagangan luar negeri yang masih perlu diperbaiki. Serta mempertahankan apa yang telah dihasilkan dari kinerja perdagangan luar negeri, agar pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia dapat lebih besar lagi.
Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri
dari Pelita ke Pelita berikutnya
dari Pelita ke Pelita berikutnya
Pelita
I
Menurut peraturan pemerintah no.16 tahun 1970
kebijakan pemerintah tentang perekonomian membicarakan tentang penyempurnaan
tata niaga ekspor dan impor. Peraturan pemerintah pada bulan agustus 1971
membahas tentang devaluasi rupiah terhadap dollar amerika dengan memfokuskan
pada beberapa sasaran, yakni kestabilan harga pokok, peningkatan nilai ekspor,
kelancaran impor, penyebaran barang di dalam negeri.
Pelita
II
Adapun kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah
dalam pelita II ini adalah dengan melakukan penghapusan pajak ekspor untuk
mempertahankan daya saing di pasar dunia. Penggalakan PMA dan PMDN untuk
mendorong investasi dalam negeri, yang menghasilakn cadangan devisa naik dari $
1,8 milyar menjadi $ 2,58 milyar dan naiknya tabungan pemerintah dari Rp 255
milyar menjadi Rp 1.522 milyar pada periode pelita II tersebut. Sedangkan
kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan hasil produksi
nasional dan daya saing komoditi ekspor karena tingkat rata-rat inflasi 34%,
resesi dan krisis dunia tahun 1979, serta penurunan bea masuk impor komoditi
bahan dan peningkatan bea masuk komoditi impor lainnya.
Pelita III
Pelita III ini menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju swasembada pangan, serta menignkatkan industri yang mengolah bahan baku
menjadi barang jadi. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan
Jalur Pemerataan. Inti dari
kedua pedoman tersebut adalah kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam
suasana politik dan ekonomi yang stabil.
Pelita IV
Kebijakan Inpres No. 5 tahun 1985, yakni meningkatkan ekspor non
migas dan pengurangan biaya tinggi dengan :
- Pemberantasan pungli
- Mempermudah prosedur kepabeanan
- Menghapus dan memberantas biaya siluman
- Penurunan bea masuk impor untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku
- Proteksi produksi yang lebih efisien
- Kebijakan penanaman modal
Paket Kebijakan 15 Januari 1987,
yakni peningkatan efisiensi, inovasi, dan produktivitas beberapa sektor
industri (menengah ke atas) guna meningkatkan ekspor non migas, adapun
langkah-langkahnya:
- Penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan impor
- Pembebasan dan keringanan bea masuk
- Penyempurnaan klasifikasi baranPaket Kebijakan 24 Desember 1987 (PAKDES) adalah restrukturisasi bidang ekonomi dalam rangka memperlancar perijinan (deregulasi).
- Paket 27 Oktober 1988 : kebijakan deregulasi untuk menggairahkan pasar modal dan menghimpun dana masyarakat untuk biaya pembangunan.
- Paket Kebijakan 21 November 1988 (PAKNOV) yakni deregulasi dan debirokratisasi bidang perdagangan dan hubungan laut.
- Paket Kebijakan 20 Desember 1988 (PAKDES), yakni kebijakan dibidang keuangan dengan memberikan keleluasaan bagi pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif, juga berisi mengenai deregulasi dalam hal pendirian perusahaan asuransi.
Pelita
V
Menitikberatkan
sektor pertanian dan industri untuk menetapkan swasembada pangan dan
meningkatkan produksi hasil pertanian lainnya; dan sektor industri khususnya
industri yang menghasilkan barang ekspor, industri yang banyak menyerap tenaga
kerja, industri pengolahan hasil pertanian, serta industri yang dapat
mengahsilkan mesin mesin industri.
Diantaranya dengan cara :
a) Mengenakan tarif dan
atau kuota
b) Mengawasi pemakaian valuta asing
c) Ekspor : mengurangi
pajak komoditi ekspor, menyederhanakan prosedur
ekspor, memberantas pungli dan biaya
siluman
d) Menstabilkan harga
dan upah di dalam negeri
e) Melakukan
devaluasi
Pelita VI
Titik beratnya masih
pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan
pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia
sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama
pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara
Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik
dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Disamping itu Suharto
sejak tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan pertambangan,
sehingga pemasukan negara dari migas meningkat dari $0,6 miliar pada tahun 1973
menjadi $10,6 miliar pada tahun 1980. Puncaknya adalah penghasilan dari migas
yang memiliki nilai sama dengan 80% ekspor Indonesia. Dengan kebijakan itu,
Indonesia di bawah Orde Baru, bisa dihitung sebagai kasus sukses pembangunan
ekonomi.
Pelita VII
Pada masa
ini pemerintah lebih menitikberatkan pada sektor bidang ekonomi. Pembangunan
ekonomi ini berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya.
Hambatan Perdagangan
Antar Negara
Hubungan perdagangan yang dilakukan setiap
negara dengan negara lain tidak selamanya berjalan dengan lancar karena
tentunya akan menghadapi berbagai hambatan.
Hambatan-hambatan itu diantaranya:
Ancaman perang
Belum semua negara terbebas dari ancaman perang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Contoh perang dalam negeri biasanya terjadi pada wilayah-wilayah tertentu seperti konflik yang terjadi di Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka. Contoh ancaman perang luar negeri seperti yang terjadi di Palestina. Sampai sekarang, masih terjadi perang dengan Israel untuk perebutan wilayah. Ancaman perang baik dalam maupun luar negeri ini akan berpengaruh pada hubungan perdagangan yang dilakukan oleh negara tersebut dengan negara lain. Palestina kini dapat dikatakan vacum dalam hal hubungan perdagangan internasional karena negara tersebut sedang dalam masa krisis perang.
Hambatan-hambatan itu diantaranya:
Ancaman perang
Belum semua negara terbebas dari ancaman perang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Contoh perang dalam negeri biasanya terjadi pada wilayah-wilayah tertentu seperti konflik yang terjadi di Aceh dengan Gerakan Aceh Merdeka. Contoh ancaman perang luar negeri seperti yang terjadi di Palestina. Sampai sekarang, masih terjadi perang dengan Israel untuk perebutan wilayah. Ancaman perang baik dalam maupun luar negeri ini akan berpengaruh pada hubungan perdagangan yang dilakukan oleh negara tersebut dengan negara lain. Palestina kini dapat dikatakan vacum dalam hal hubungan perdagangan internasional karena negara tersebut sedang dalam masa krisis perang.
Perbedaan tingkat upah
Setiap negara tentunya juga memiliki standar masing-masing dalam menentukan upah di negaranya, salah satunya dalam hal upah tenaga kerja. Agar hubungan perdagangan antarnegara dapat dijalin dengan baik, tingkah upah sebaiknya disetarakan agar tidak ada perbedaan yang dapat menghambat hubungan perdagangan itu sendiri.
Peraturan/kebijakan negara lain.
Setiap negara tentunya juga memiliki standar masing-masing dalam menentukan upah di negaranya, salah satunya dalam hal upah tenaga kerja. Agar hubungan perdagangan antarnegara dapat dijalin dengan baik, tingkah upah sebaiknya disetarakan agar tidak ada perbedaan yang dapat menghambat hubungan perdagangan itu sendiri.
Peraturan/kebijakan negara lain.
Biasanya
peraturan/kebijakan negara lain tersebut dibuat dalam bentuk proteksi, yaitu
usaha melindungi industri-industri di dalam negeri. Adapun bentuk-bentuk
proteksi tersebut antara lain:
a. Tarif dan bea masuk
Bea cukai adalah pungutan oleh negara
secara tidak langsung kepada konsumen yang menikmati/menggunakan obyek cukai.
b. Pelarangan impor
Produksi dari luar negeri sama sekali tidak boleh masuk ke pasaran dalam
negeri. Misalnya, harga sepatu buatan Indonesia jauh lebih murah dibandingkan
harga sepatu buatan Malaysia. Akan tetapi, karena pemerintah Malaysia melarang
impor, maka sepatu Indonesia tidak boleh masuk ke pasar Malaysia.
c. Pelarangan ekspor
Produksi dari dalam negeri sama sekali tidak boleh dijual ke pasaran luar
negeri. Misalnya, pemerintah Indonesia pernah melarang ekspor rotan mentah ke
luar negeri karena mebel rotan buatan Indonesia kalah bersaing dengan mebel
rotan buatan luar negeri. Padahal rotannya berasal dari Indonesia.
d. Kuota
Pembatasan jumlah barang impor yang boleh masuk ke dalam
negeri.
e. Subsidi atau bantuan
pemerintah
Dimaksudkan agar produsen dalam negeri dapat menjual barangnya lebih murah,
sehingga mampu bersaing dengan barang impor
f. Dumping
Kebijakan ini merupakan salah satu bentuk pembedaan harga antara yang
berlaku di dalam negeri dan di luar negeri. Negara yang mengekspor barangnya ke
pasar negara lain memberlakukan harga yang lebih murah dibandingkan harga di
dalam negeri sendiri. Contoh negara yang memberlakukan dumping adalah Jepang.
Neraca pembayaran
luar negeri Indonesia
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah
catatan transaksi antara penduduk suatu negara dengan negara-negara lainnya. Terdapat 2(dua) jenis neraca pembayaran,
yaitu : neraca perdagangan dan neraca modal. Transaksi berjalan (current
account), mencatat perdagangan barang dan jasa, termasuk pembayaran transfer.
Jasa termasuk pengangkutan, pembayaran royalti, dan pembayaran bunga. Jasa juga
termasuk pendapatan investasi neto, bunga dan keuntungan dari aset kita
dikurangi pendapatan pihak luar negeri dari aset yang dimilikinya di negara
lain. Pembayaran transfer terdiri dari pengiriman uang, hadiah dan bantuan.
Secara sederhana, neraca perdagangan (trade balance) berisi catatan perdagangan
barang.Dengan menambahkan transfer neto ke dalam neraca perdagangan, maka akan
mendapatkan sebuah transaksi berjalan.
Perhitungan sederhana neraca pembayaran adalah bahwa setiap transaksi yang meningkatkan pembayaran oleh suatu negara dihitung sebagai defisit dalam neraca pembayaran negara tersebut untuk negara lain, impor mobil, pemberian kepada orang asing, pembelian lahan di luar negeri, atau deposit yang ada di bank di luar negeri. Semuanya merupakan item defisit. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
Perhitungan sederhana neraca pembayaran adalah bahwa setiap transaksi yang meningkatkan pembayaran oleh suatu negara dihitung sebagai defisit dalam neraca pembayaran negara tersebut untuk negara lain, impor mobil, pemberian kepada orang asing, pembelian lahan di luar negeri, atau deposit yang ada di bank di luar negeri. Semuanya merupakan item defisit. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi.
1) Transaksi debit yaitu transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang
menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
2) Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan
mengalirnya arus uang (devisa) dari
luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi
yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.
Situasi neraca pembayaran selama empat
tahun pelaksanaan Repelita V secara umum tetap terkendali dalam batas-batas
yang wajar. Perkembangan neraca pembayaran tersebut sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekspor, impor dan arus modal luar negeri.
Sejak tahun 1988/89 sampai dengan
tahun keempat Repelita V nilai ekspor secara keseluruhan meningkat rata-rata
sebesar 15,5% per tahun, dari US$ 19,8 miliar pada tahun 1988/89 menjadi US$
35,3 miliar pada tahun 1992/93 (lihat Tabel V-1). Peningkatan pertumbuhan ini
terutama berasal dari laju pertumbuhan ekspor non migas yang meningkat
rata-rata 19,5% per tahun sehingga mencapai US$ 24,8 miliar pada tahun 1992/93.
Namun peningkatan laju pertumbuhan ekspor non migas yang pesat ini tidak
dibarengi dengan laju pertumbuhan ekspor minyak bumi dan gas alam cair. Selama
kurun waktu tersebut, ekspor minyak bumi dan gas alam cair masing-masing hanya
meningkat rata-rata sebesar 6,2% dan 11,8% per tahun, atau masing-masing
menjadi sebesar US$ 6,4 miliar dan US$ 4,1 miliar pada tahun 1992/93.
Sementara itu, peranan ekspor non
migas dalam nilai ekspor keseluruhan semakin mantap sehingga semakin mampu
berperan sebagai sumber penerimaan devisa utama. Dalam tiga tahun terakhir ini,
peranan ekspor non migas dalam nilai ekspor keseluruhan terus meningkat dari
54,6% pada tahun 1990/91 menjadi 64,0% pada tahun 1991/92 dan menjadi 70,3 %
pada tahun 1992/93.
Peranan Kurs Valuta Asing pada
Perekonomian Indonesia
Dalam pembayaran antar negara ada suatu
kekhususan yang tidak terdapat dalam lalu-lintas pembayaran luar negeri. Sebab
semua negara mempunyai mata uang atau valutanya sendiri, yang berlaku sebagai
alat pembayaran yang sah di dalam batas-batas daerah kekuasaan itu sendiri,
tetapi belum tentu mau diterima luar negeri. Jadi pembayaran antar negara harus
menyangkut lebih dari satu macam mata uang, yang harus dipertukarkan satu sama
lain dengan harga atau kurs tertentu. Hal inilah yang membuat perdagangan dan
pembayaran internasional menjadi perkara yang rumit, maka dari itu dibuatlah
alat pembayaran yang bisa digunakan oleh banyak negara (antarnegara) atau
disebut dengan alat pembayaran internasional, yakni valuta asing.
Kurs valuta asing sering diartikan sebagai banyaknya
nilai mata uang suatu negara (rupiah misalnya) yang harus dikeluarkan/
dikorbankan untuk mendapatkan satu unit nilai uang asing (dollar misalnya).
Sehingga dengan kata lain, jika kita gunakan contoh rupiah dan dollar, maka kurs
valuta asing adalah nilai tukar yang menggambarkan banyaknya rupiah yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu unit dollar dalam kurun waktu
tertentu. Kurs valuta asing adalah harga valuta asing, dinyatakan dalam
valuta sendiri. Misalnya US $ 1.00 = Rp. 10.000,-
Penentuan
Kurs Valuta Asing
Pada dasarnya ada tiga sistem atau cara untuk
menentukan tinggi-rendahnya kurs atau nilai tukar valuta asing:
1. Kurs
tetap, karena
dikaitkan dengan emas sebagai standard atau patokannya.
2. Kurs
bebas, yang dibentuk
oleh permintaan dan penawaran valuta asing di pasaran bebas, lepas dari kaitan
dengan emas. Dalam hal ini kurs bisa naik – turun dengan bebas. Dewasa ini
orang bicara tentang kurs mengambang (floating rates)
3. Kurs
dibuat stabil
berdasarkan perjanjian internasional yaitu ditetapkan oleh pemerintah/bank
sentral dalam perbandingan tertentu dengan dollar atau emas sebagai patokan.
Akibat kurs yang tidak sesuai
Apabila
mata uang suatu negara dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan valuta
lain (Kurs resmi lebih tinggi daripada perbandingan daya beli yang sesungguhnya
atau disebut over valued), akibatnya ekspornya akan macet dan impornya
didorong terlalu besar, sehingga keseimbangan neraca pembayaran terancam.
Hal yang sebaliknya terjadi apabila mata uang
dinilai terlalu rendah atau under valued: apabila kurs resmi terlalu rendah
dibandingkan dengan daya belinya yang sesungguhnya, maka ekspor akan bertambah
besar, tetapi impor akan macet.
Dari pembahasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan
bahwa peran valuta asing terhadap perekonomian di indonesia
adalah sangat penting. Karena valuta asing merupakan alat pembayaran antar
negara. Barang dan jasa yang diimpor itu harus dibayar. Untuk pembayaran itu
diperlukan valuta asing atau devisa (Foreign exchange), yaitu valuta (mata
uang) yang mau diterima oleh dunia internasional. Devisa itu kita peroleh dari
hasil ekspor (devisa umum) atau kredit bank luar negeri (devisa kredit).
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar